Saat berlibur ke sebuah kota di negara yang baru kita kunjungi pertama kali, yang sering dikhawatirkan adalah mobilitas selama di sana. Berpindah dari satu tempat ke tempat lain menjadi perhatian utama: apakah akan menyewa mobil dan berkeliling kota yang belum kita ketahui sama sekali seluk-beluknya atau memanfaatkan transportasi umum yang disediakan?

Beberapa negara di dunia sudah memiliki sistem transportasi yang sangat mapan. Tak hanya menguntungkan warganya, sistem ini juga menguntungkan turis-turis yang sedang berkunjung ke sana. Petunjuk jalan yang ada di mana-mana, serta bus, kereta, dan trem yang terintegrasi akan membuat turis tak lagi asing dan takut mengeksplorasi sebuah kota, bahkan jika berpelesir seorang diri.

Salah satunya Hongkong. Kota modern ini menyediakan semua yang dibutuhkan turis. Hamparan toko dan mal di penjuru kota untuk memuaskan dahaga berbelanja dan transportasi umum yang terintegrasi dengan baik. Sebagian besar warga Hongkong berpindah tempat menggunakan mass transit railway (MTR), bus, dan trem. MTR menghubungkan hampir seluruh wilayah Hongkong, mulai dari bandara internasional yang letaknya di Pulau Chek Lap Kok hingga pusat kota.

Jalur MTR dibangun sejak 1960-an. Hingga kini, terdapat  11 line dengan total panjang jalur MTR mencapai lebih dari 218 kilometer. MTR tidak lagi dioperasikan oleh manusia, tetapi sepenuhnya bergerak otomatis. Anda tidak perlu takut salah turun karena di tiap gerbong akan ada pengumuman untuk stasiun berikutnya dan estimasi waktu kedatangan.

Menariknya, di dalam area MTR yang berada di bawah tanah, para pengguna tak perlu takut salah arah atau salah naik kereta karena petunjuk arah terpampang di setiap sudut, termasuk petunjuk pintu keluar menuju tempat-tempat terkenal di Hongkong. Hampir seluruh titik ramai turis, seperti Tsim Sha Tsui, Causeway Bay, Mong Kok, Kowloon, Disneyland Resort, bisa dicapai menggunakan MTR.

Banyaknya stasiun MTR membuat para turis tak lagi perlu berpikir untuk menyewa mobil atau naik taksi untuk berpindah tempat. Apalagi, desain kota Hongkong yang padat dan rapat, yang dipenuhi toko, mal, restoran, dan flat, membuat sebagian besar pusat perbelanjaan bisa dicapai dengan berjalan kaki.

Oleh karena menjadi moda transportasi utama di Hongkong, pengelola MTR menyediakan banyak fasilitas penunjang untuk memudahkan pengguna MTR mencapai stasiun tujuan. Bahkan, MTR memiliki shuttle bus khusus yang mengantarkan penumpang dari bandara atau hotel ke stasiun terdekat menuju jalur bandara (Airport Express Line). Ada pula bus dan light rail yang akan mengantarkan penumpang ke stasiun MTR terdekat.

Turis biasanya membeli Octopus Card, sejenis e-money, untuk mobilitas selama di Hongkong dan berbelanja di beberapa toko. Dengan kartu ini, turis tak perlu lagi mondar-mandir ke loket pembelian tiket, termasuk bus, trem, dan light rail.

Moda transportasi lainnya yang akan mengantarkan para turis mencapai tujuannya sembari menikmati pemandangan kota adalah trem. Jalur bus dengan rel tunggal ini dimulai dari Kennedy Town menuju Shau Kei Wan. Total ada enam jalur yang bisa diambil untuk mencapai tempat-tempat  penting di Hongkong. Beberapa terminal trem berdekatan dengan stasiun MTR, yang semakin memudahkan turis berganti moda transportasi tanpa perlu mengeluarkan terlalu banyak energi. Pembayaran trem dilakukan di dekat masinis, dengan menggunakan uang pas berupa koin atau menempelkan Octopus Card.

Kota ini juga terkenal sebagai kota dengan pelayanan terbaik untuk para penyandang disabilitas. Hampir seluruh transportasi umum yang ada di kota ini menyediakan jalur yang bisa dilalui penyandang disabilitas. Selain itu, berbagai atraksi menarik di kota ini bisa dikunjungi oleh para penyandang disabilitas dengan mudah. [DLN]

Fakta unik negara dengan sistem metro terbaik.

  1. Hongkong: dilengkapi fasilitas Wi-Fi gratis di 42 stasiun, guiding block dan huruf braille untuk penyandang disabilitas, serta pertokoan, bank, dan restoran take away di seluruh area stasiun.
  2. Seoul: layanan kereta bawah tanah Seoul memiliki teknologi pengontrol iklim yang memungkinkan kursi kereta memiliki suhu hangat di musim dingin.
  3. Singapura: memiliki tiga stasiun bawah tanah dengan ketinggian terendah: Promenade (43 meter), Bras Basah (35 meter), dan Dhoby Ghaut (28 meter).
  4. London: nama Tube untuk sistem MRT di kota ini muncul pada 1980 karena bentuk terowongan yang dilewati kereta seperti tabung.
  5. Paris: semua nama stasiun MRT di Paris diambil dari nama tokoh-tokoh bersejarah pria asal Perancis, kecuali Louise Michel yang merupakan seorang perempuan sosialis.

Sumber: travel.cnn.com

noted: Berkeliling Kota Tanpa Resah