Selain model, merek, harga, dan warna, hal lain yang jamak dipertimbangkan oleh calon pembeli mobil masa kini adalah sistem transmisi.

Transmisi manual umumnya dibanderol dengan harga lebih terjangkau dan menjanjikan konsumsi bahan bakar lebih rendah. Meski biasanya ditawarkan dengan harga lebih tinggi, transmisi otomatis menjanjikan kemudahan dan kepraktisan lebih tinggi, terlebih saat menghadapi kemacetan.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memprediksi, penjualan mobil di Tanah Air pada 2015 tidak terpaut jauh dari penjualan tahun lalu, yakni sekitar 1,2 juta unit. Unit-unit baru yang diluncurkan, selain memiliki varian dan warna beragam, biasanya menawarkan jenis transmisi otomatis.

Kenyamanan menggunakan mobil matik harus diiringi dengan perawatan maksimal. Di antaranya dengan memerhatikan torque converter dan oli matik. Torque converter memiliki prinsip kerja serupa dengan kopling fluida, yakni akan menyemburkan pelumas ke bagian transmisi.

Selain transmisi otomatis konvensional, dikenal transmisi jenis continuously variable transmission (CVT) yang menggunakan sabuk baja. Mobil dengan transmisi jenis ini terasa kian nyaman karena saat perpindahan gigi, pengemudi dan penumpang tidak merasakan entakan. Namun, hal ini juga harus dibayar dengan kedisiplinan pemilik kendaraan dalam merawat mobil tersebut.

Di pasaran, banyak dijual pelumas transmisi yang menawarkan keunggulan masing-masing. Nah, di sinilah pemilik kendaraan harus jeli dalam memilih pelumas tersebut. Membaca buku manual atau bertanya ke agen pemegang merek (APM) tentang pelumas yang digunakan adalah langkah tepat.

Sebuah merek pelumas transmisi yang digunakan oleh sebuah mobil matik belum tentu dapat digunakan oleh merek mobil lainnya. Bahkan, ada mobil dengan merek dan varian sama menggunakan tipe pelumas berbeda, tergantung tahun pembuatan mobil tersebut.

Berhemat

Patut diamini kalau mobil-mobil bertransmisi otomatis relatif sedikit lebih banyak mengonsumsi bahan bakar dibandingkan mobil bertransmisi manual. Hal ini mudah dimaklumi lantaran mesin mendapatkan beban tambahan berupa converter yang tugasnya memberi tekanan pada pada minyak transmisi yang berfungsi memindahkan gigi transmisi.

Namun, itu dulu. Kini, pada era bonanza teknologi, perbedaan konsumsi bahan bakar tersebut semakin tipis, bahkan mungkin lebih irit karena efisiensi bahan bakar tidak hanya bergantung pada mesin, tetapi juga pada sikap serta cara mengemudi.

Pada mobil bertransmisi otomatis, yang perpindahan persneling sudah diprogram oleh komputer, cara yang bisa dilakukan pengemudi untuk menekan konsumsi bahan bakar adalah menghindari kick down yang membuat rpm bertambah tinggi. Bisa ditebak, kalau rpm bertambah tinggi, konsumsi bahan bakar juga bakal meningkat.

Kick down adalah teknik yang dilakukan untuk mendapatkan torsi tambahan dengan menyentakkan pedas gas atau secara spontan menekan pedal gas dalam-dalam. Maksud dari tindakan tersebut adalah gigi transmisi berpindah ke gigi yang lebih rendah. Langkah yang biasa dilakukan saat hendak mendahului kendaraan tersebut bisa dilakukan dalam kondisi apa pun tanpa perlu khawatir akan membuat beberapa komponen menjadi cepat aus.

Menjaga sikap di jalan raya dengan tidak terlampau sering melakukan akselerasi dan deselerasi menjadi hal yang patut dilakukan. Selain menghemat bahan bakar, langkah tersebut bisa membuat komponen seperti rem tidak cepat aus, meningkatkan kenyamanan, serta keamanan.

Langkah lain untuk menghemat bahan bakar, seperti halnya pada mobil bertransmisi manual, perawatan rutin jangan sampai lalai dilakukan agar performa mobil bisa dijaga. [ASP/BYU]

noted: berhemat bbm saat menggunakan mobil matik