Dua tahun belakangan terasa lebih berat bagi sebagian besar dari kita. Beberapa bahkan harus menghadapi kehilangan orang terkasih, yang masih menyisakan duka. Ketika seseorang yang masih berduka itu hadir pada momen-momen perayaan, cukup menantang bagi kita yang ada di sekitarnya untuk merespons dan menawarkan bantuan. Namun, ada beberapa hal yang bisa membuat mereka merasa didukung.
-
Undang mereka yang berduka, tapi beri pilihan
Kita mungkin merasa tidak enak atau tidak nyaman mengundang seseorang yang masih berduka untuk sebuah perayaan. Namun, penting untuk tidka berasumsi akan level kenyamanan seseorang. Jangan-jangan, tidak mengundang malah membuat mereka merasa semakin “ditinggalkan”.
Undang mereka, tetapi beri pilihan untuk datang atau tidak, atau untuk terlibat sejauh apa dalam acara tersebut. Hormati keputusan mereka.
-
Jangan abaikan duka mereka
Bagi orang yang masih berduka, sekadar datang untuk berkumpul bersama orang lain saja sudah cukup menantang. Ada emosi-emosi intens yang mesti mereka hadapi.
Ketika kamu berada di sekitar orang yang berduka, barangkali secara otomatis kamu berpura-pura tidak ada hal buruk yang terjadi. Kadang ini kita lakukan untuk membuat orang tidak mengingat rasa dukanya. Namun, melakukan itu bisa membuat orang yang berduka merasa emosinya tidak divalidasi. Untuk situasi ini, lebih baik kamu mengatakan sesuatu semacam, “Aku tahu ini masa-masa yang berat. Kalau kamu mau mengobrol, aku siap mendengarkan.”
Baca juga:
Bagaimana Pembatasan Sosial Memengaruhi Kesehatan Mental Anak? Kami Berbincang dengan Pakar Kejiwaan
Bagaimana Kesehatan Fisik terkait Dengan Kesehatan Mental?
-
Dengarkan sungguh-sungguh
Amat penting untuk secara emosional hadir dan mendengarkan teman yang sedang berduka tentang pengalamannya. Mendengarkan bukan berarti memberi nasihat atau mengatakan kepada orang tersebut, kamu tahu yang mereka rasakan. Ingat, setiap orang mengalami duka secara personal dan berbeda-beda. Cukup dengarkan dengan sungguh-sungguh dan tulus.
-
Beri mereka ruang untuk berduka
Ada saatnya, ketika mereka yang berduka merasa siap menghadiri sebuah pertemuan atau perayaan, tetapi saat berada di tempat tersebut kesulitan mengendalikan emosinya. Ini sulit untuk mereka karena mereka yang sedang berduka merasa “harus” ikut bersenang-senang agar tidak merusak suasana. Namun, ketika ekspresi duka itu muncul, lebih baik sebagai teman atau kerabat, kita memberi mereka waktu untuk diri sendiri, misalnya dengan membiarkan mereka sejenak menjauh dari keramaian atau mempersilakan apabila mereka pamit ingin pulang lebih cepat.
-
Kenang yang berpulang dengan hormat
Perayaan besar pertama, seperti Natal, setelah berpulangnya orang yang dicintai akan sangat berat. Membantu seseorang menyalurkan rasa sayang dan duka dengan ritual tertentu akan meringankan beban mereka yang berduka dan membawa kembali memori hangat tentang orang yang sudah meninggal. Pada saat Natal dan tahun baru, ritual itu bisa semacam menyalakan lilin dan berdoa untuk mereka yang sudah meninggal, membuat ornamen-ornamen yang digantung di pohon Natal untuk mengenang mereka, atau menaruh kartu berisi foto mereka disertai doa di meja.