Selain susah makan, ada anak yang terlalu suka makan. Agar tidak menangis, biasanya orangtua membebaskan. Padahal, hal ini juga bisa berbahaya. Lalu, berapa kali seharusnya anak makan dalam sehari?

Ada orangtua yang risau karena anaknya terlalu banyak makan. Namun, ada juga yang membiarkan dengan alasan, “masih dalam masa pertumbuhan jadi butuh asupan yang banyak”. Lalu apakah seperti itu?

Masalah mengemil

Sebuah penelitian yang pernah dikeluarkan oleh National Library of Medicine mencatat, konsumsi camilan pada anak telah meningkat dari 2  camilan per hari menjadi 3 camilan. Jumlah kalori yang dimakannya hampir 1/3 dari kalori harian yang dibutuhkan.

Camilan asin, permen, minuman manis, hingga makanan manis adalah camilan yang kerap dikonsumsi oleh si kecil. Penelitian itu membuktikan bahwa peningkatan jumlah asupan kalori pun bertambah dari 168 kalori menjadi 182 kalori. Peningkatan ini terjadi di rentang umur 2-6 tahun.

Lalu apakah mengemil tidak boleh? Haruskah kamu sebagai orangtua melarangnya atau membatasinya secara drastis? Jawabannya tidak.

Kita sebagai orangtua harus memahami bahwa anak kecil membutuhkan asupan makanan lebih sering daripada orang dewasa. Kenapa? Hal ini hari ukuran perut anak kecil berbeda dengan orang dewasa.

Mari ambil contoh. Ukuran perut orang dewasa paling tidak sebesar bola, sedangkan ukuran perut anak kecil hanya sebesar kepalan orang dewasa. Jadi, itulah mengapa anak baru lahir harus minum ASI 1-3 jam sekali. Seiring penambahan umur, ukuran perut anak pun bertambah hingga akhirnya bisa lebih lama tidak makan dan bahkan berenti mengonsumsi asupan pada malam hari.

Baca juga : 

Jumlah konsumsi

Pada umur setahun, hampir kebanyakan anak makan sekitar 6 kali sehari. Dalam hal ini, biasanya ditambahkan dengan susu atau ASI. Lalu pada usia balita, biasanya mereka makan 5-6 kali atau setiap 2-3 jam. Sementara itu, usia prasekolah, rentang jarak makannya bertambah sekitar 3-4 jam. Lalu apa yang dimakan? Buku American Academy of Pediatrics merekomendasikan 3 makan utama dan 2 makan ringan pada usia balita atau prasekolah.

Pada usia sekolah, porsi makan anak bisa diubah menjadi 3 kali makan utama dan 1 camilan. Namun, pada usia ini yang menjadi krusial adalah waktunya. Misalnya, jam sekolah anak dimulai pada 7.30, berarti sarapannya harus dimulai pukul 7 pagi atau lebih pagi. Baru mereka akan makan lagi pada siang hari.

Lalu berapa kali camilan harus diberikan dan kapan waktunya? Anak usia sekolah pada usia 7-9 tahun membutuhkan paling tidak kalori sekitar 1850 kilokalori per hari. Nah jumlah ini bisa dibagi menjadi beberapa kali makan. Camilan bisa diberikan 2 kali dengan jumlah 10 persen dari kebutuhan sehari-hari. Jadi, camilan itu paling tidak berkisar antara 180 kilokalori sampai 200 kilokalori.

Jumlah itu bisa didapatkan oleh anak dengan mengonsumsi misalnya 2 keping biskuit, 1 kotak susu atau 2 lembar roti. Tentu saja ini tidak saklek. Kamu sebagai orangtua bisa bereksperimen dengan misalnya menyajikan roti isi, atau kue sebagai pendamping bekal utama untuk siang hari.

Jika asupannya bisa dipenuhi, energi si kecil akan tetap ada sehingga bisa menunjang kegiatannya di sekolah. Sebisa mungkin, camilan itu mampu memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein, lemak, hingga mineral per hari yang dibutuhkan oleh tubuh anak.