Konservasi menjadi langkah penting guna menjaga kelestarian satwa yang tersebar di berbagai penjuru. Indonesia tak pernah berhenti melestarikan kekayaan alam tersebut, di antaranya dengan menghadirkan taman rekreasi dan konservasi.

Melihat pentingnya pelestarian lingkungan dan satwa di dunia, Taman Safari Indonesia (TSI) terus melakukan berbagai upaya pelestarian satwa, mulai dari burung, reptil, hingga satwa liar yang berasal dari berbagai benua.

TSI Cisarua menjadi salah satu obyek wisata nasional yang memiliki peran penting terhadap kelestarian beragam jenis satwa. Taman rekreasi yang diresmikan pada 1986 ini dinyatakan sebagai Endangered Species Breeding Center di Indonesia pada 1990.

Dengan luas 150 hektare, area konservasi tersebut dilengkapi dengan sederet fasilitas rekreasi dan pendidikan. Safari Night menjadi salah satu unggulan yang ditawarkan bagi para pengunjung.

Dengan Safari Night, wisatawan dapat berkeliling melihat aktivitas beragam satwa di malam hari menggunakan kereta wisata terbuka. Hewan-hewan yang ada di taman wisata tersebut dapat dilihat dengan jelas, mulai dari rusa, jerapah, hingga binatang buas seperti harimau.

Lereng Gunung Arjuno

Tak berhenti sampai di situ. TSI terus mengembangkan sayapnya di berbagai tempat, di antaranya Jawa Timur. Berada di lereng Gunung Arjuno, TSI mendirikan TSI Prigen. Berada di lahan seluas 350 hektare, obyek wisata ini menjadi TSI terbesar di Indonesia. Tempat konservasi yang didirikan pada 1997 ini turut menjaga dan mengembangbiakkan spesies Banteng Jawa yang terancam punah.

TSI Prigen juga menawarkan wahana rekreasi seru. Lebih dari 23 macam jenis permainan dapat dinikmati di area hutan hujan tropis. Berbagai atraksi pun dapat disaksikan secara gratis, seperti pertunjukan gajah yang menceritakan tentang habitat mamalia tersebut yang terancam oleh manusia.

Sepuluh tahun berselang, TSI mendirikan Bali Safari & Marine Park di Gianyar, Bali, dengan tujuan menarik wisatawan nasional dan mancanegara. Sensasi budaya Bali yang berpadu dengan sederet atraksi wisata tersaji di taman dengan luas 50 hektar tersebut.

Bali Safari & Marine Park adalah bagian dari unit besar TSI yang bergerak pada bidang konservasi dan pameran satwa. Dibangun dengan konsep “one stop conservation and cultural park”, taman ini menyajikan hiburan penuh petualangan perpaduan budaya Bali dan suasana savanna Afrika. Pengunjung dapat melihat dengan dekat beragam satwa, mulai dari gajah Sumatera, harimau Sumatera, singa, macan tutul, hingga Komodo.

Pada 2010. TSI mendirikan Batang Dolphins Center di Batang, Jawa Tengah. Obyek wisata ini menjadi lembaga pengembangbiakan satwa laut, penelitian, pendidikan, dan pusat konservasi.

Suguhan terbaru

020517–KLASIKA–langgam–Taman-safari_2
020517–KLASIKA–langgam–Taman-safari_1
020517–KLASIKA–langgam–Taman-safari_3

Baobab Safari Resort menjadi andalan terbaru yang disuguhkan TSI bagi wisatawan. Resor yang dibangun mulai 2015 ini akan diluncurkan Mei 2017. Mengusung konsep African, resor 1,2 hektare yang berada di kaki Gunung Arjuno, tepatnya di area TSI Prigen tersebut akan dikelilingi beragam jenis satwa, seperti jerapah, zebra, wildebeest, badak, dan kuda nil.

Direktur Taman Safari Indonesia Frans Manansang mengatakan, pengunjung dapat merasakan sensasi berada di Afrika, di antaranya dengan melihat lebih dekat jenis-jenis satwa, seperti singa dan jerapah, yang ada di sekeliling resor. “Meski berada di kaki Gunung Arjuno, wisatawan dapat menikmati suasana seperti sedang berada di Afrika. Di sana, kita dapat berinteraksi dengan sejumlah satwa.”

Hal serupa dikemukakan CEO Taman Safari Indonesia Group Agus Seno beberapa waktu lalu di Jakarta. Ia menjelaskan, saat tamu membuka balkon kamar, satwa-satwa khas Afrika akan menjadi pemandangan indah.

“Tak cuma bisa melihat melalui baklon. Namun, mereka juga bisa berinteraksi dengan memberikan makan ke satwa-satwa itu,” ujarnya.

Sementara itu, untuk semakin memanjakan warga Ibu Kota, belum lama ini TSI membuka Jakarta Aquarium di sebuah mal di Jakarta Barat. Di tempat rekreasi ini, pengunjung dapat melihat beragam jenis satwa air dan darat dalam sebuah akuarium raksasa. [BYU]

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 29 April 2017

Foto dokumen Taman Safari Indonesia