Ada suatu kepercayaan tentang keberadaan kolam. Bila di depan suatu bangunan terdapat kolam, bangunan beserta penghuninya akan mendapat hoki. Masyarakat yang mempercayai hal itu, berusaha membuat kolam di muka rumah, meski hanya minimalis. Benarkah hal tersebut?
Terlepas dari kepercayaan itu, keberadaan kolam yang menghiasi sebuah hunian dapat menambah keindahan dan kealamian eksterior. Kolam biasanya memiliki air mancur atau air yang muncrat dari pompa pembersih kolam sehingga timbul gemericik air. Suara jatuhnya air ini ditambah liak-liuk beberapa ekor koi, tentu mendatangkan atmosfer yang tenang untuk lingkungan rumah.
Ikan koi biasanya dipilih sebagai penghuni kolam karena ikan ini relatif mudah dipelihara dan dapat tumbuh dengan baik di kolam. Jika tertarik menghiasi kolam dengan ikan koi, disarankan membuat kolam dengan kedalaman yang cukup. Ikan koi yang hidup di kolam yang dalam, biasanya tumbuh dengan kualitas yang baik. Sebab, koi memerlukan ruang yang cukup untuk berenang secara vertikal.
Selain kedalaman, ukuran kolam perlu diperhatikan. Koi senang berenang secara berkelompok sehingga disarankan jangan membuat kolam yang terlalu kecil. Selain itu, kolam koi sebaiknya tidak dibuat di dekat pohon yang mudah gugur daunnya. Daun yang mengapung dan membusuk di kolam akan menjadi inang untuk pertumbuhan lumut apung. Lumut ini akan mengganggu pertumbuhan koi dan memperkeruh air kolam.
Lumut apung berberda dengan lumut yang menempel di dinding kolam. Lumut yang menempel di dinding kolam dapat membuat kolam terlihat jernih dan bisa menjadi makanan koi. Warna-warna koi yang mencolok dapat semakin ditonjolkan dengan mengoleskan warna hitam pada dinding kolam memakai cat khusus untuk kolam.
Cat khusus ini juga membantu mengurangi pertumbuhan lumut dan menghindari kontak langsung antara semen dengan air kolam yang dapat menaikkan pH air. Agar kolam tidak terkontaminasi air hujan, bisa dinaungi dengan kanopi. Kolam harus terjaga kebersihannya dan pastikan volume air selalu cukup. [*]
Foto dokumen Shutterstock.
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 9 Desember 2016