Beberapa hari yang lalu, di media sosial Tanah Air, ramai membahas peringatan Hari Ayah Nasional. Ya, Hari Ayah Nasional memang dirayakan setiap 12 November, sejak 2006 silam.
Mungkin saja peringatan ini memang belum setenar Hari Ibu. Akan tetapi, dapat menjadi langkah baik untuk mendukung peran ayah. Utamanya dalam pengasuhan anak dan sebagai orangtua.
Ayah tidak perlu bersaing dengan ibu karena masing-masing sudah memiliki peran yang ideal sebagai orangtua. Hubungan anak dengan ibu sudah terjalin saat si buah hati dalam kandungan.
Begitu eratnya emotional bonding si kecil dan ibunya bukan menjadi pesaing hubungan serupa dengan si ayah. Pasalnya, saat anak memiliki hubungan dengan ayahnya, itu menjadi dasar untuk hubungan yang akan ia jalin dengan orang lain di masa mendatang.
Setiap ayah harus berjuang untuk menemukan keseimbangan di antara pekerjaan, dirinya sendiri, dan keluarga. Bahkan ada sebuah studi yang menyatakan 80 persen kaum pria yang telah menjadi ayah menganggap keluarga adalah hal yang penting. Mereka ingin lebih terlibat dalam pengasuhan anak.
Buku The Golden Rules to Raise Your Children karangan dr Alicia Christine menuturkan hal lain. Bagi anak perempuan, hubungan dengan ayahnya menjadi salah satu faktor penting yang kelak dapat menentukan jenis pria yang akan menarik hatinya. Di sisi lain, hal ini sama dengan membantu mereka menentukan jenis hubungan yang akan dijalin. Dampak hubungan inilah yang akan terus tertanam di benaknya.
Lalu, bagaimana dengan anak laki-laki? Bagi mereka, menjalin hubungan dengan sang ayah menjadi faktor paling penting untuk membentuk hubungan dan harapanterhadap orang lain.
Intinya, baik anak perempuan atau laki-laki, kasih sayang yang mereka dapat dari ayah dapat menjadi batu pijakan. Sebagai modal dasar untuk menjalin hubungan positif dengan orang lain di masa mendatang.
Oleh karena itu, para ayah jangan menjadikan tuntutan pekerjaan sebagai “kambing hitam†dalam pengasuhan anak. Pekerjaan yang tiada henti tidak bisa dijadikan alasan untuk tidak memiliki waktu untuk memberikan atensi bagi si kecil, bukan? Sebagai pria dewasa, Anda bisa menjadi ayah idola terlebih bila istri mendukung penuh. [AJG]
Berikut beberapa tips bagi Anda, para ayah yang hanya punya sedikit waktu bagi anaknya, yang bisa Anda manfaatkan untuk membangun dan meningkatkan keintiman dengan anak.
-Hindari konflik
Berilah contoh pada si kecil mengenai cara Anda menyayangi pasangan dengan tulus, dengan menghindari konflik dengan istri. Kendati konflik harus terjadi, hindari melakukannya di depan anak.
-Belajar berempati dengan si kecil
Mendengarkan perasaan putra-putri Anda saat mereka berkeluh, senang, atau dalam momen apa pun akan membuat si kecil merasa dihargai. Patut diingat, mendengarkan bukan berarti memanjakan.
-Terlibatlah
Sebisa mungkin Anda terlibat dalam kehidupan anak. Bisa dimulai dari hal sederhana akan tetapi sarat makna, seperti menghadiri pentas seni yang diadakan sekolah putra-putri Anda. Apalagi saat mereka terlibat di dalam pementasan ini. Secara rutin, sempatkan membacakan buku cerita sambil menemani si kecil beranjak tidur. [AJG]
noted: belajar jadi ayah idola
foto: shutterstock