Memiliki buah hati berarti memasuki jalan panjang pengasuhan anak, yang hal ini memang bukan perkara sepele. Apalagi tak ada sekolah untuk menjadi orangtua, kalimat yang mungkin saja terlintas dalam benak ketika Anda menghadapi situasi cukup “menantang” seperti mendisiplinkan anak.

Di sisi lain, ada yang mengatakan bahwa mendidik anak bagaikan seni. Anda perlu berkreasi meracik cara tepat untuk membuat si buah hati mau belajar disiplin. Tanpa ada keterpaksaan, tetapi muncul dari kemauannya sendiri.

Tentunya, selain pengalaman dan membuka wawasan tentang cara melatih anak untuk belajar, diperlukan pula kedisplinan. Diambil dari laporan United Nations Children’s Fund (Unicef) tahun 2010 berjudul Child Disciplinary Practices at Home, disiplin merupakan bagian integral proses membesarkan anak yang bisa dijumpai di semua kebudayaan.

Namun, yang perlu diingat, disiplin bukan berarti dipraktikkan dengan hukuman fisik dan psikis. Pasalnya, cara itu justru berdampak negatif pada perkembangan mental dan sosial anak. Bahkan kekerasan fisik dan psikis sama saja dengan merenggut hak asasi anak berupa perlindungan dari kekerasan, seperti disimpulkan sebuah studi dalam laporan badan dunia tersebut.

Tujuan

Masih dalam laporan yang sama, secara garis besar mendisiplinkan anak mencakup empat dasar tujuan, yaitu mengembangkan anak untuk belajar mengambil keputusan, membatasi perilaku negatif, mengendalikan diri, dan mengembangkan perilaku positif dan bernilai sosial. Oleh karena itu, organisasi PBB itu memandang perlu adanya disiplin yang tepat sebagai bagian dari pengasuhan anak.

Tak dimungkiri bila disiplin memang harus dibiasakan sedini mungkin pada anak. Pasalnya, disiplin merupakan perilaku kebiasaan yang patut dilakukan buah hati. Harapannya, tanpa disuruh, anak secara otomatis menjalankan pola kebiasaan tertentu yang positif. Kelak, hal ini akan membuatnya menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab.

Bersikap disiplin dalam berbagai hal merupakan salah satu bekal berguna untuk mencapai keberhasilan di masa mendatang. Bagaimana cara mengajarkannya pada buah hati Anda? Berikut ini beberapa orangtua menceritakan pengalamannya lewat akun Twitter @KompasKlasika dan Facebook (Kompas Klasika) dengan tagar #KicauKeluarga.

Bagi pemilik akun Twitter @indramadan, mengajarkan kedisiplinan dapat diterapkan dengan membiasakan shalat tepat waktu, merapikan kembali mainan ke tempat semula, dan tidak bergurau saat makan.

Lain lagi pengalaman pemilik akun Facebook Hj Ratnita Handriani.  “Aku membiasakan anakku pulang sekolah untuk buka baju, ganti baju santai. Sehabis itu dilanjutkan makan, cuci tangan, buang air kecil, cuci kaki dan muka, tidur, lalu mengerjakan PR,” ujar Ratnita.

Di sisi lain, bagi pemilik akun Facebook Ully Theresia, disiplin jangan pernah menjadi keterpaksaan, tetapi harus menjadi kesenangan dan kebiasaan sehingga sangat penting dilakukan sejak dini. Yang pasti ketika menerapkan disiplin pada seseorang, lakukan terlebih dahulu pada diri sendiri sehingga mereka punya contoh untuk diikuti.

Ully menceritakan pengalamnnya, “Ketika anak mulai makan tidak teratur dan berlari-lari, saya pangku dia dan mengajak suami bersama-sama makan di meja. Ketika TV mulai wajib diikuti terus-menerus, saya atur timer 30 menit. Setelah tv mati, saya ajak anak bermain dengan warna-warna menyenangkan seperti yang ada di TV dan dia pun teralihkan.”

Bagaimana cara Anda? [AJG]

noted: belajar disiplin, belajar bertanggung jawab

foto: shutterstock