Apa perbedaan antara perempuan dan pria saat menggunakan internet? Dari segi perilaku, perempuan cenderung lebih hati-hati dibandingkan pria. Hal ini ternyata turut berpengaruh pada angka harapan hidup perempuan yang lebih besar.
Kaspersky Lab mengungkap alasan perempuan lebih berhati-hati ketika menggunakan internet. Sebuah laporan mengenai perbedaan antara pria dan perempuan terkait keamanan ketika online menunjukkan bahwa kaum pria lebih berani mengambil risiko, sedangkan para perempuan cenderung bermain lebih aman.
Hasilnya, secara rata-rata, perempuan hidup enam tahun lebih lama dibanding pria. Penelitian tersebut menunjukkan gaya hidup memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap angka harapan hidup dibandingkan gen atau hormon.
Kaspersky Lab bekerja sama dengan University of Wuerzburg, Jerman, mengembangkan laporan mengenai perbedaan perilaku pria dan perempuan ketika online. Temuan utama laporan tersebut menunjukkan, ketika online, pria cenderung mencari hiburan, games, dan konten seksual, sedangkan perempuan mencari komunikasi dan interaksi dengan teman atau pasangan mereka.
“Selama masa penelitian, kaum pria melaporkan berbagai jenis serangan malware dua kali lebih banyak dibandingkan perempuan. Para perempuan diharapkan untuk lebih bertanggung jawab, patuh, dan tidak mengumbar nafsu mereka. Oleh karena itu, bergantung pada gender seseorang, mereka melakukan peran tertentu dan ini menghasilkan stereotip perbedaan gender,” jelas Profesor Dr Frank Schwab, media psychologist dari University of Wuerzburg.
Menurut Security Researcher Kaspersky Lab David Emm, ada peningkatan risiko terinfeksi ketika membuka laman tertentu, termasuk laman porno dan judi. Yang membuat laman tersebut tak aman bukan karena konten, tetapi kenyataan bahwa laman-laman tersebut menarik pengunjung dalam jumlah banyak. Ketika pengunjung tinggi, pasti ada penjahat siber.
“Di laman-laman seperti ini, para penjahat siber menemukan sejumlah besar calon korban mereka. Di laman seperti ini, psikologi calon korban juga berada di tangan penjahat siber. Para korban biasanya tak akan komplain bila mereka terkena infeksi komputer ketika membuka laman-laman di atas, atau tak akan komplain bila menjadi korban penipuan (scam) ketika membuka konten porno,” pungkas David Emm. [*/INO]
foto: shutterstock