S

iburan semester ini, Mila berkunjung ke rumah Bibi Endah di Cirebon, Jawa Barat. Mila senang sekali. Biasanya bibinya akan membuatkan Mila baju dari kain batik khas Cirebon. Bibi Endah memang mahir menjahit baju.

Hari ini, Mila dan Bibi Endah akan ke pasar untuk membeli kain. Baru kali ini, Mila ikut ke pasar untuk memilih sendiri motif kain yang ia inginkan.

Ternyata, ada banyak kain cantik yang terpajang di toko-toko kain. Mila pun kebingungan memilihnya.

Dari dalam toko, Mila melihat seorang anak perempuan yang seusia dengannya. Anak perempuan itu sedang menjajakan minuman dingin di selasar toko. Ia berpakaian lusuh dan sedikit kekecilan.

Saat hendak pulang, Mila dan Bibi Endah menyempatkan diri untuk membeli minuman dari anak perempuan itu.

“Beli air mineralnya ya, Dik,” kata Bibi Endah.

Anak perempuan itu langsung melayani dengan sigap sambil tersenyum ramah.

Sesampainya di rumah bibi, Mila masih memikirkan anak perempuan tadi.

“Bi, kasihan sekali ya anak perempuan tadi. Bajunya lusuh dan kekecilan.”

“Oh, maksud Mila, Si Ayu? Pedagang minuman tadi, kan?”  tanya bibi.

Rupanya Bibi Endah sedikit tahu tentang anak itu. Ayahnya Ayu telah tiada. Jadi, Ayu dan ibunya harus berjualan di pasar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Mendengar cerita bibinya, Mila menjadi kagum dengan Ayu, yang terus berjuang membantu ibunya.

Mila jadi ingin berkenalan dengan Ayu dan memberikannya tanda mata sebelum pulang berlibur. Mila ingin sekali memberikan Ayu baju baru, tapi ia tidak punya cukup uang.

“Bagaimana kalau Mila menjahit baju buat Ayu dengan kain perca? Bibi punya banyak kain perca. Mila bisa menggunakan kain-kain itu. Nanti bibi akan bantu dan ajarkan Mila cara menjahitnya,” seru Bibi Endah memberikan ide kepada Mila yang sedang termenung.

“Kain perca itu apa, Bi?”

“Kain perca adalah kain-kain sisa dari pembuatan pakaian. Bisa jadi baju yang cantik dan unik, lho…. Jadi, Mila tidak perlu mengeluarkan uang.”

Mendengar ide Bibi Endah, Mila langsung setuju. Ia sangat bersemangat untuk belajar menjahit dengan bibinya.

Mula-mula Mila tampak kesulitan dalam belajar menjahit. Namun, Mila tidak menyerah dan menjadi bersemangat saat mengingat Ayu. Ayu yang selalu berjuang menjajakan dagangannya.

Beberapa hari kemudian, baju untuk Ayu selesai. Mila membuatnya dengan dibantu bibinya. Mila lalu meminta bibi mengantarnya ke pasar untuk memberikan baju itu pada  Ayu.

“Wah, cantik sekali. Terima kasih, ya. Aku senang sekali mendapat baju baru secantik ini,” kata Ayu kegirangan.

Mila pun ikut senang dan memeluk teman barunya itu.

Liburan kali ini menjadi liburan yang sangat berharga bagi Mila. Selain mendapat ilmu baru, ia dapat membantu teman barunya. *

logo baru nusantara bertutur

Oleh Tim Nusantara Bertutur
Penulis: Meutia Mirzananda
Pendongeng: Paman Gery (Instagram: @paman_gery)
Ilustrasi: Regina Primalita