Hal itulah yang terjadi pada Nellie LaRoy (Margot Robbie), perempuan muda yang bercita-cita menjadi bintang terkenal. Ia terobsesi menjadi bintang meski acap ditolak dan dilecehkan oleh teman-temannya. Ia berkeyakinan suatu saat dapat mewujudkan impiannya.
Oleh karena itu, ia mencoba menyusup ke dalam pesta tertutup seorang petinggi perusahaan film. Ia berhasil menerobos masuk berkat bantuan Manuel Torres alias Manny (Diego Calva), imigran asal Meksiko yang bekerja di rumah tersebut.
Dalam pesta tersebut, hadir pula seorang bintang kenamaan Jack Conrad (Brad Pitt). Babylon merangkum kisah Nellie, Manny, dan Jack, yang berlanjut dari sebuah pesta dan menemukan jalannya masing-masing.
Meraih impian
Film berdurasi lebih dari tiga jam ini mengambil setting waktu pertengahan dekade 1920-an. Industri film AS mulai berkembang dan film bisu sedang mendominasi.
Nellie menjadi gambaran sosok “it girl”, perempuan yang memiliki daya tarik seksual dan kepribadian menarik. Kehidupan glamor para bintang menjadi magnet yang membuat banyak perempuan muda tergoda untuk memasukinya. Mereka bahkan mau melakukan apa saja untuk mewujudkan impiannya.
Namun, kemauan dan bahkan kemampuan saja tidak cukup. Dibutuhkan sedikit nasib baik. Dan itulah yang dikejar Nellie, dengan menyusup ke pesta para bintang.
Tanpa diduga, ia mendapatkan kesempatan syuting setelah salah satu pemeran yang seharusnya syuting keesokan hari ditemukan tak bernyawa akibat overdosis obat terlarang.
Nellie tak menyia-nyiakan kesempatan dengan menunjukkan kemampuan terbaiknya. Dan itu memuluskan langkahnya untuk mewujudkan impian menjadi bintang terkenal.
Sementara itu, Manny tak puas hanya menjadi pesuruh di rumah petinggi perusahaan film tersebut. Ia ingin berada di lokasi syuting dan terlibat menjadi apa saja, meski hanya pesuruh.
Nasib baik juga berpihak pada Manny, ketika Jack menawarinya untuk menjadi asisten yang mendampingi saat syuting.
Akhir film bisu
Alur kisah Babylon mengikuti urutan kronologis dari tahun ke tahun. Film ini menceritakan kisah di balik layar kerepotan pembuatan film bisu.
Dengan teknologi yang dari kacamata sekarang tampak begitu “primitif”, menarik menyaksikan bagaimana para aktor dan semua kru yang terlibat harus berjibaku untuk menghasilkan sebuah adegan film yang bagus.
Saat ini, untuk menghasilkan gambar bergerak dengan kualitas amat prima (4K) dapat dilakukan berbekal gawai segenggaman tangan. Pada zaman itu, untuk menghasilkan gambar samar-samar tanpa suara harus menggunakan kamera yang filmnya harus diputar secara manual.
Dikisahkan pula bagaimana teknologi baru yang memungkinkan menghadirkan suara pada film. Namun, ternyata tidak mudah untuk merekam suara. Selain dibutuhkan studio yang benar-benar kedap suara, juga ruangan khusus bagi juru kamera, agar berisiknya suara kamera yang merekam gambar tidak terekam.
Tantangan lain yang tidak kalah pelik adalah para aktor harus mengatur lantangnya suara agar dapat terekam dengan baik. Tidak boleh terlalu pelan, tapi juga tidak boleh terlalu keras. Salah sedikit, ya harus diulang dari awal.
Semua kerepotan itu digambarkan secara menarik dalam Babylon. Bagi yang tertarik pada dunia film, Babylon bisa jadi sangat menginspirasi.
Menampilkan deretan aktor dan aktris papan atas, akting Margot Robbie, Brad Pitt, dan Diego Calva patut diacungi jempol. Termasuk yang mencuri perhatian adalah Tobey Maguire, yang meski sebentar namun penampilannya cukup berkesan.
Tidak heran penampilan prima para pemeran serta sinematografi yang ciamik membuat film ini diganjar nominasi pada sejumlah ajang bergengsi kompetisi film, termasuk 3 nominasi pada Academy Awards ke-95 yang akan diumumkan pada Maret mendatang.
Babylon sudah dapat disimak di layar bioskop Tanah Air sejak Jumat (3/2/2023).
Review overview
Summary
9Kisah tentang pasang surut kehidupan orang-orang dalam industri film Amerika yang sedang berkembang.