Salah satu bentuk potensi wisata alam yang dimiliki Indonesia berupa taman wisata alam (TWA). Pengertian TWA menurut UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem adalah kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam.

Dalam pengembangannya, saat ini, pemerintah melalui Tim Percepatan Pengembangan Ekowisata Kementerian Pariwisata mencanangkan tiga TWA sebagai destinasi prioritas tim percepatan. TWA tersebut adalah TWA Tangkuban Parahu di Jawa Barat, TWA Kawah Ijen di Jawa Timur, dan TWA Gunung Tunak di Nusa Tenggara Barat.

TWA Tangkuban Perahu

TWA Tangkuban Parahu terletak di Provinsi Jawa Barat. Secara administratif berada di dua wilayah Kabupaten, yaitu Kabupaten Bandung Barat dengan Kabupaten Subang. TWA ini berada
di ketinggian 2.084 meter di atas permukaan laut.

Beberapa fauna endemik dari kawasan itu adalah elang jawa, meong congkok, lutung jawa, monyet surili, dan macan Dahan. Sementara, flora endemiknya, yaitu tanaman cantigi, Rhododendron retusum (perdu), puspa, pakis emas, dan anggrek hutan.

TWA ini terkenal karena memiliki kawah yang menakjubkan, yaitu Kawah Ratu, Kawah Upas, Kawah Baru, dan Kawah Domas. Yang utama dan terbesar di TWA ini adalah Kawah Ratu. Kawah
ini berbentuk seperti mangkuk besar dengan kedalaman sekitar 500 meter dari permukaan kawah.

Kawah Ratu mudah sekali untuk dicapai dari area parkir kendaraan dan para pengunjung sudah bisa menikmati keindahan Kawah Ratu dari bibir kawah. Selain itu, TWA Tangkuban Parahu memiliki area permainan outbound yang bisa dinikmati siapa saja.

Potensi wisata dari TWA ini terdiri atas nilai estetika, nilai biologis, dan nilai historis. Nilai estetika berupa lanskap hutan pegunungan yang rimbun akan tumbuhan dan pepohonan yang menimbulkan iklim mikro serta gunung yang sering nampak berkabut serta kaldera kawah Gunung Tangkuban Parahu. Selain itu, keindahan panorama pegunungan, hutan, dan perkebunan
yang terlihat dari puncak Gunung Tangkuban Parahu sangat menawan.

Nilai biologis dan pengetahuan, berupa keanekaragaman flora dan fauna dan keadaan kawasan yang digunakan untuk kegiatan penelitian. Selain itu, adanya stasiun pengamatan aktivitas
gunung berapi milik Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana dan Geologi.

Nilai historis, berupa sejarah geologi gunung purba, yaitu Gunung Sunda purba yang setelah meletus sisanya menjadi tiga gunung, yaitu Gunung Burangrang, Gunung Tangkuban Parahu, dan Bukit Tunggul, serta legenda masyarakat mengenai asal-usul Gunung Tangkuban Parahu.

TWA Kawah Ijen

TWA Kawah Ijen menjadi ternama di dunia, salah satunya karena memiliki fenomena blue fire (api biru). Di dunia, fenomena alam api biru ini hanya dapat disaksikan di dua tempat, yaitu di Eslandia
dan Ijen di Indonesia.

Selain itu, Danau Kawah Ijen terkenal sebagai kawah terbesar dan terasam di dunia. TWA ini memiliki luas 92 hektar dan secara administratif pemerintahan, terletak di dua wilayah, yaitu Kabupaten
Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso.

Obyek daya tarik wisata alam di TWA ini yang lainnya adalah di wilayah Paltuding dengan pemandangan yang cukup indah sehingga pengunjung dapat menikmati pemandangan gununggunung
yang berada di sekitarnya, antara lain Gunung Merapi, Gunung Ijen, Gunung Widodaren, Gunung Papak, dan Gunung Ranti. Di sini juga tersedia fasilitas penginapan berupa guest house dan
terdapat beberapa warung yang menjual makanan dan minuman.

Kemudian, Pondok Bunder dengan udara sejuk dan pemandangan alam yang indah. Dari sini dapat menikmati pemandangan Gunung Raung, Gunung Rante, Perkebunan Kalisat, Perkebunan
Belawan, Perkebunan Lijen, Kawah Urung, Gunung Roti, dan Gunung Pakpak.

TWA Gunung Tunak

TWA Gunung Tunak ditetapkan berdasarkan SK Menhut No 425/Kpts-II/1996 tanggal 9 Agustus 1996 seluas 312 hektar. Menurut administrasi pemerintahan TWA Gunung Tunak termasuk ke dalam wilayah Desa Mertak, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, NTB.

TWA ini merupakan hutan yang berada pada ketinggian 0–105 meter di atas permukaan laut. Sebagian besar hutan di sini merupakan hutan sekunder yang secara perlahan pulih dan berfungsi sebagaimana umumnya hutan.

Di dalam hutan Gunung Tunak, dapat ditemui burung langka yang tentunya dilindungi undang-undang. Kemudian, jika beruntung, pengunjung dapat menjumpai rusa-rusa yang menyelisip di antara semak belukar.

Lepas menyusuri hutan musim Gunung Tunak menuju pantai tersembunyi yang relatif belum dijamah berupa pantai pasir putih dan tebing batu yang menakjubkan. Kegiatan wisata alam
yang dapat dilakukan di sini adalah jungle tracking, berenang, dan pengamatan satwa. [*/ACH]