Tidak mudah untuk menampilkan banyak pahlawan super sekaligus dalam satu film. Masing-masing memiliki kekuatan super dan karakter yang harus ditampilkan sesuai porsinya. Dan tentu saja harus disajikan dalam jalinan cerita yang seru dan memikat.

Ternyata, tugas berat itu mampu diemban Avengers: Infinity War, film ke-19 dalam Marvel Cinematic Universe (MCU). Film ini juga merupakan sekuel dari The Avengers (2012) dan Avengers: The Age of Ultron (2015).

Kisah dalam Avengers: Infinity War diawali ketika Thanos (Josh Brolin) mencegat pesawat yang memuat kaum Asgard yang selamat dari kehancuran planet mereka (simak Thor: Ragnarok, 2017). Thanos adalah tokoh antagonis pada cerita Guardians of the Galaxy (2014).

Foto-foto dokumen walt Disney Studios Motion Pictures.

Thanos berhasil mengambil batu luar angkasa (space stone) dari Tesseract dan mengalahkan Thor (Chris Hemsworth). Hulk (Mark Ruffalo) yang belakangan muncul juga tak mampu mengalahkan Thanos. Batu luar angkasa merupakan salah satu dari enam batu keabadian (infinity stones). Konon, mereka yang memiliki keenam batu tersebut dipercaya akan memiliki kekuatan tak terhingga yang dapat menghancurkan alam semesta.

Thanos kemudian mengincar batu-batu berikutnya, batu waktu (time stone) yang dimiliki Dr Strange (Benedict Cumberbatch) dan batu pikiran yang ada di kening Vision (Paul Bettany). Bumi pun menjadi tujuan berikutnya.

Bersatu melawan musuh

Hulk yang terlempar ke Bumi kemudian mem­peringatkan Dr Strange akan kedatangan Thanos. Mereka lalu bergabung dengan Tony Stark/Iron Man (Robert Downey Jr) untuk mengatur rencana. Di sisi lain semesta, Starlord (Chris Pratt) dan rombongan Guardians of the Galaxy bertemu dengan Thor dan menyadari bahwa mereka menghadapi musuh yang sama, yakni Thanos. Mereka pun berbagi tugas dan bekerja sama untuk melawan tokoh jahat tersebut.

Meski berhubungan dengan film-film pada MCU lainnya, duet sutradara Anthony dan Joe Russo berhasil membuat Avengers: Infinity War cukup nyaman ditonton sebagai film tersendiri. Dari awal hingga akhir, penonton disuguhi adegan aksi seakan tanpa henti. Namun, jalinan cerita tetap terjaga. Porsi tiap pahlawan super juga relatif seimbang. Secara umum, film ini sangat seru dan mengasyikkan untuk ditonton.

Duet penulis Christopher Markus dan Stephen McFeely berhasil menyuguhkan kisah yang logis dan solid tanpa harus dipaksakan. Meski demikian, film ini tak melulu berisi perkelahian. Ada juga bagian yang mengangkat konflik emosional tokoh-tokohnya.

Menghabiskan budget yang diperkirakan lebih dari 300 juta dollar, Avengers: Infinity War termasuk salah satu film termahal yang pernah dibikin. Namun, budget sebesar itu tidaklah sia-sia. Film ini memuaskan minat dan fantasi dari semua penikmat kisah pahlawan super. Sebut saja mulai dari adegan aksi yang menantang hingga efek-efek khusus yang memesona mata. Tambahan lagi, seperti umumnya film-film MCU, humor-humor segar juga bertebaran di sana-sini.

Hingga kini, Avengers: Infinity War masih merajai layar-layar bioskop di seantero dunia. Itu sendiri menjadi bukti keunggulan film yang hingga kini telah mencatatkan diri sebagai film urutan kelima dengan penghasilan kotor terbesar sepanjang masa. Bukan tidak mungkin posisinya akan lebih tinggi lagi. Bagi yang belum menonton film epik yang spektakuler ini masih bisa menontonnya di bioskop.

Jika akhir film ini terkesan menggantung, mudah ditebak bahwa akan ada kelanjutannya. Sekuel berikutnya diperkirakan hadir tahun depan. [ACA]

Sutradara :
Anthony dan Joe Russo Skenario Christopher Markus dan Stephen McFeely

Pemain :
Robert Downey Jr, Chris Hemsworth, Mark Ruffalo, Benedict Cumberbatch, Paul Bettany

Rilisan :
Amerika Serikat

Tayang Perdana :
27 April 2018

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 16 April 2018.