Padahal, justru saat inilah waktu terbaik untuk mengenali pentingnya perlindungan finansial—dan kabar baiknya, sekarang semua bisa dimulai dengan cara yang jauh lebih mudah dan menyenangkan.
Transformasi digital dalam industri keuangan tidak hanya memudahkan transaksi, tetapi juga membuka akses lebih luas terhadap literasi keuangan, termasuk asuransi.
Kini, dengan bantuan aplikasi pintar, orang bisa mengecek polis, mengajukan klaim, hingga memahami manfaat asuransi hanya lewat gawai di tangan. Bahkan, edukasi asuransi sudah mulai diperkenalkan sejak usia dini, dengan pendekatan kreatif dan menyenangkan.
Lewat kolaborasi dan edukasi yang berkelanjutan, salah satu perusahaan asuransi ternama menghadirkan berbagai inisiatif seperti JA SparktheDream, program literasi keuangan untuk anak usia 9 tahun ke atas yang tak hanya membahas soal uang, tapi juga membentuk keterampilan sosial dan pengambilan keputusan bijak sejak dini.
Menurut Ade Bungsu, Director, Chief of Syariah & Business Development FWD Insurance, pendekatan yang mudah dipahami menjadi kunci agar asuransi bisa diterima semua generasi.
“Kami terus memberikan kemudahan dan juga pengalaman berasuransi yang menyenangkan agar bisa diterima berbagai generasi, di mana kami juga ingin asuransi dikenal sejak dini,” ujarnya dalam sebuah diskusi podcast bersama Yamada Consulting & Spire Indonesia.
Bukan hanya soal literasi, kemudahan ini juga terlihat dari bagaimana perusahaan asuransi mulai memanfaatkan teknologi dalam produknya.
Aplikasi interaktif, e-card digital, hingga pemrosesan klaim secara instan menjadi standar baru dalam industri. Semua bertujuan agar proteksi tak lagi terasa rumit dan menakutkan.
Kini, memiliki asuransi bukan lagi tentang ketakutan akan risiko, tapi tentang keberanian untuk siap menghadapi masa depan. Karena ketika generasi muda memahami pentingnya perlindungan sejak dini, mereka bukan hanya sedang mengamankan hidup mereka sendiri, tapi juga ikut membentuk masa depan yang lebih tangguh dan berdaya.