Selama berpuasa, pola makan jadi berubah. Kita hanya makan ketika sahur dan iftar. Oleh karena itu, sangat penting mengelola level energi kita dan menghindari makanan yang berdampak tidak baik untuk tubuh.
Pada saat sahur, sebaiknya memang makanan mengandung gizi yang seimbang, seperti karbohidrat, serat, dan protein. Sahur diperlukan untuk menyediakan energi yang cukup sebelum tubuh untuk sementara berhenti makan dan minum sepanjang waktu berpuasa. Penting bagi kita untuk mengonsumsi makanan yang membuat kita tetap terhidrasi.
Baik dikonsumsi
- Makanan kaya protein
Protein akan membantu tubuh menyiapkan energi yang akan digunakan sepanjang waktu puasa. Dari sisi rasa, makanan berprotein, seperti telur dan daging, juga fleksibel diolah menjadi beragam masakan. Tinggal sesuaikan dengan selera.
- Makanan berserat tinggi
Selain dari sayur-sayuran dan buah-buahan, serat terkandung dalam sejumlah makanan kaya karbohidrat, seperti oat, beras merah, atau beras cokelat. Jenis-jenis serat yang larut ini akan berubah menjadi seperti gel di dalam perut dan memperlambat proses pencernaan.
Ini membantu kita merasa kenyang lebih lama serta menurunkan kadar kolesterol dan gula darah. Asupan yang baik untuk menjaga level energi sepanjang berpuasa.
- Kalsium dan vitamin
Susu dan turunan produknya adalah sumber nutrisi yang baik. Sayur-sayuran berdaun hijau dan kacang-kacangan juga sumber kalsium dan vitamin yang baik. Makanan kaya gizi ini menjaga Anda tetap bugar.
Sebaiknya hindari:
Karbohidrat sederhana seperti nasi atau makanan berbahan tepung terigu akan selesai dicerna dalam 3–4 jam sehingga bisa membuat Anda lebih cepat lapar.
- Makanan terlalu asin
Kadar sodium yang tidak seimbang dalam tubuh membuat Anda cepat haus. Hindari memasak dengan terlalu banyak garam atau makanan, seperti ikan asin, keripik, acar, atau kecap ketika sahur.
- Minuman berkafein
Kafein akan menyebabkan perasaan sulit beristirahat. Selain itu, pada sebagian orang yang lebih sensitif, kafein dalam dosis tinggi bersifat diuretik, yang memicu tubuh untuk melepaskan lebih banyak urine dan membuat tubuh lebih sulit mempertahankan level hidrasi.