Tak pernah ada yang meragukan kualitas air susu ibu (ASI). ASI adalah karunia Tuhan kepada setiap ibu, berupa cairan hidup yang menjadi nutrisi terbaik untuk bayi, terutama di enam bulan pertama kehidupan si kecil.

Sementara itu, menyusui juga memberikan sejuta manfaat untuk sang ibu, baik untuk fisik maupun psikis. Hal itu pun diakui mayoritas ibu di dunia, termasuk Miranda Kerr, seorang selebritas Australia. Soal manfaat menyusui, Miranda berujar,”To me it is the most natural thing in the world and I love it and the bonding time we have during these precious and beautiful moments.”

Berkaca pada keunggulan ASI untuk anak, saat ini kesadaran masyarakat khususnya para ibu di Indonesia semakin membaik. Dari hasil seminar nasional ASI yang diadakan Satgas ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dikatakan, kabar baik ini terlihat dari semakin meningkatnya pemberian ASI eksklusif di beberapa area Indonesia. Tentu, masih perlu kerja keras dari semua pihak yang berkecimpung di bidang ASI untuk menggaungkan kebaikan ASI lebih luas lagi.

ASI tak hanya membawa manfaat untuk bayi normal, tetapi juga menjadi obat mujarab untuk bayi yang sedang sakit. Hal itulah yang diangkat IDAI sebagai tema seminar ASI yang berlangsung pada 24-25 Juni, di Jakarta.

Prof dr Kriangsak Jirapat MD, pakar Neonatologi dari Thailand pernah berujar, menyusui pada bayi sakit atau bayi yang dirawat di NICU (Neonatal Intensive Care Unit) merupakan seni tersendiri. “Seni tersebut perlu dipelajari dan dikembangkan oleh para dokter anak yang bekerja melayani bayi dengan keadaan tidak bugar,” tambah Kriangsak.

Dia juga dikenal sebagai peneliti dan penemu alat-alat yang dibutuhkan di NICU Bangkok, Thailand. Salah satunya adalah Bilirubin Scale for Visual Assesment of Plasma Bilirubin.

Dalam seminar ini, Kriangsek yang merupakan dokter di NICU Rumah Sakit Siriraj, Bangkok, Thailand, mengutarakan, ada lima poin penting keberhasilan pemberian ASI untuk bayi sakit di NICU. Adapun lima poin itu terdiri atas ibu mengasihi dan dilibatkan sejak awal dalam merawat bayinya; ayah mengasihi ibu dan bayinya; dokter anak mengasihi perawat yang bertugas membimbing ibu dalam menyusui; serta rumah sakit atau NICU memberi perhatian pada dokter atau perawat khususnya pada pelaksanaan program ASI.

Maklum saja, NICU kerap kali didominasi oleh suasana tegang karena di sanalah bayi-bayi yang baru lahir sedang mengalami masa kritis. Untuk itulah diperlukan sebuah solusi untuk mengurangi ketegangan. Seperti saran Kriangsak, ubahlah menjadi suasana penuh cinta kasih yang sangat diperlukan dalam menyusui.

“Para ibu yang bayinya dirawat di NICU perlu diperlakukan dengan penuh kehangatan. Demikian pula perlunya staf medis di NICU untuk lebih dikasihi dan membuat desain ruangan yang nyaman dan indah agar dapat menciptakan suasana kondusif untuk sebuah proses menyusui,” tandas Kriangsak. [AJG]

foto: shutterstock