Apu, ikan sapu-sapu yang baru saja dibeli oleh Doni di Pasar Anyar, Bogor. Apu dibawa di dalam kantung plastik. Sepeda motor ayah Doni pun melaju. Plastik tempat Apu berenang masih berada dalam genggaman tangan Doni di boncengan belakang sepeda motor.

Clung!

Apu merasa dirinya dimasukkan ke dalam sebuah akuarium. Rasa pusing Apu belum hilang. Dia hanya berdiam diri pada dasar akuarium. Tiba-tiba tiga ekor ikan mas koki mendekatinya.

“Namaku Kiko,” kata seekor ikan mas koki.

“Namaku Apu,”

“Ini Kiki dan Koko,” kata Kiko.

Kiki dan Koko memandang Apu sejenak, kemudian berlalu. Mereka merasa, Apu adalah ikan yang aneh, tak bergerak dari dasar akuarium, seperti batu.

Apu mendengarkan ucapan ikan-ikan mas koki itu. Dia merasa sedih karena dianggap sebagai ikan yang aneh. Apu pun berkhayal menjadi seekor ikan yang indah, tetapi dikejutkan dengan kehadiran Kiko.

“Apu, apakah rasa pusingmu sudah hilang? Ayo, kita main,” kata Kiko.

“Terima kasih, Kiko. Aku di sini saja,” jawab Apu.

Keesokan harinya, Apu berenang, tetapi hanya sampai dinding akuarium. Dia hanya menempel di dinding itu.

“Hai, Apu. Tampaknya kamu sudah lebih baik. Ayo, main bersama,” ajak Kiko.

“Percuma mengajaknya, Kiko. Dia tetap tak mau bergerak.” kata Kiki.

Ketiga ikan mas koki itu pun pergi meninggalkan Apu karena Apu tak mau diajak main. Mereka tampak berenang saling berkejaran. Apu memperhatikan sambil menempel di dinding akuarium.

Tiba-tiba Apu melihat ketiga ikan mas koki tersebut saling berebut ke permukaan air. Ternyata ada butiran-butiran makanan mengapung di sana. Ikan-ikan mas itu sedang diberi makan oleh Doni.

Selesai makan, tampak air akuarium menjadi keruh. Apu bergerak untuk membersihkan tempat tinggal mereka.

“Teman-teman, lihatlah. Apu itu bukan ikan yang aneh. Apakah kalian memperhatikan, sejak Apu berada di sini, air kita selalu bersih? Sebelumnya, uh… kotor!” kata Kiko.

Kiki dan Koko melihat ke sekelilingnya. Memang benar apa yang dikatakan oleh Kiko, sekarang airnya lebih bersih.

“Apu, kami bertiga ingin mengucapkan terima kasih karena kamu telah membersihkan lingkungan kita. Aku ingin minta maaf atas perlakuan kami,” kata Kiko.

“Aku juga ingin minta maaf, Apu. Ternyata kamu teman yang baik,” kata Kiki

“Maafkan aku juga, Apu” kata Koko kemudian.

Apu pun mengangguk sambil tersenyum.

“Sama-sama, teman. Aku juga minta maaf. Aku memang terlihat aneh, tetapi aku bahagia bisa memberi manfaat bagi lingkunganku.” kata Apu.

Kini, Apu lega. Ketiga sahabatnya tidak lagi menganggap dirinya sebagai ikan yang aneh. Sesekali keempat ikan ini bercanda di dalam akuarium milik Doni.*

 

logo baru nusantara bertutur

Oleh Tim Nusantara Bertutur

Penulis: Erni Ferdian
Ilustrasi: Regina Primalita
Penutur: Paman Gery (@paman_gery)