Ekosistem Web3 kian membuka kesempatan bagi berbagai kreator untuk menemukan apresiator, bahkan patronnya. Skena NFT yang marak dari akhir 2021, hingga kini memunculkan sejumlah nama-nama baru di bidang seni dan kreasi yang memanfaatkan teknologi untuk menampilkan serta memetik manfaat dari karya-karya mereka.
Tidak hanya dari kreator ke (calon) apresiatornya, tetapi juga bagi khalayak dan penikmat karya secara umum juga membutuhkan informasi mengenai skena NFT. Ada apa dan siapa, di tengah distorsi informasi mengenai Web3 dan pilar-pilarnya, menjadi salah satu materi yang dicari. Untuk itulah komunitas Metarupa kemudian menghadirkan platform yang bisa menjembatani hal itu.
“Dunia Web3 kadang masih membuat bingung banyak orang,” kata Ruanth Chrisley, co-founder Metarupa. “Terutama mereka yang ingin memulai, baik sebagai kreator maupun kolektor.”
Platform berbentuk aplikasi ini memuat database kreator dan project yang diperbarui berkala. Melalui platform ini, kita bisa mencari kreator-kreator dan tautan portofolionya. Selain untuk kolektor, hal ini bisa juga membantu misalnya untuk mencari kreator yang sesuai dengan karakteristik jenama, audience atau proyek. Bisa dibilang platform ini menjadi matchmaker antara kreator dan apresiatornya.
Selain kreator, beberapa profil proyek NFT juga mendapatkan tempat. Informasi mengenai apa dan siapa dari sebuah proyek diulas secara ringkas. Publik bisa memulai riset mereka atas sebuah proyek dari platform yang diluncurkan bulan lalu ini.
“Mulai Januari nanti, akan ada fitur tambahan berupa edukasi Web3 serta informasi mengenai event yang terkait dengan hal itu,” kata Ruanth.
Platform Inklusif
Metarupa sendiri mengaku merilis platform ini untuk membuat jembatan antara kreator dan apresiator agar lebih mudah ditemukan. Hal ini sesuai dengan semangat komunitas yang didirikan pada 2020 lalu tersebut untuk menjadi wadah onboarding kreator serta jenama ke ekosistem Web3.
Meski dimulai dari komunitas, Metarupa bertekad menjadikan platform ini sebagai platform inklusif. Kreator atau project dari luar lingkar komunitas bisa masuk, meski tetap dikurasi. Hal ini penting karena Metarupa berharap platform ini bisa menjadi wadah yang kredibel bagi dua belah pihak, kreator dan apresiator.
“Aplikasi ini akan membantu pengguna menemukan kreator yang terverifikasi tanpa khawatir akan jadi bagian dari praktik scamming,” jelas Ruanth.
Dalam rilisan mula, platform ini direncanakan untuk menampung sampai 100 kreator dan proyek NFT. Metarupa menargetkan pengembangan fitur lanjutan terutama yang berkaitan dengan edukasi interaktif terkait dengan Web3 dalam bentuk kuis dan QnA. Selain itu, informasi mengenai event juga akan menjadi sasaran fitur yang dikembangkan berikutnya.
“Kami mengajak semua pihak untuk bersama mengembangkan ekosistem Web3,” kata Ruanth. “Salah satunya dengan mengajak banyak pengguna untuk mencoba aplikasi ini.”
Ruanth menambahkan bahwa di masa yang disebut dengan bear market ini merupakan waktu yang tepat dalam membangun jaringan dan mempersiapkan, termasuk menyediakan tools untuk ekosistem Web3. Sehingga, ketika skena NFT atau ekosistem Web3 kembali “bullish”, infrastruktur, termasuk platform kurasi seperti ini akan bisa berguna dan menjadi panduan bagi kreator dan kolektor.
“Web3 akan bertahan, dan aplikasi ini bisa menjadi one stop place untuk membantu pengguna menjelajahi Web3 dan NFT.”
Aplikasi Metarupa dapat diunduh di Appstore (iOS) maupun Play Store (Android).