Kecanduan gadget dapat mengganggu waktu istirahat, belajar, bahkan bisa mengusik kehangatan di tengah keluarga. Berikut ini, langkah-langkah yang bisa kita terapkan pada anak agar tidak kecanduan gawai.
Batasi penggunaan gawai
Langkah sederhana untuk mengatasi atau menghindari kecanduan gawai pada anak adalah membatasi waktu penggunaan perangkat elektronik tersebut. Misalnya, anak hanya diperbolehkan bermain selama maksimal 2 jam per hari, atau bisa juga hanya digunakan pada akhir pekan, sebagai pengganti liburan di tengah pandemi.
Jangan lupa, pastikan aplikasi yang terpasang pada perangkat tersebut turut mendukung tumbuh kembang anak dan dapat meningkatkan kecerdasan.
Ciptakan kesibukan
Menciptakan kesibukan tentu dapat dijadikan salah satu cara untuk membantu mengalihkan perhatian anak dari ponsel atau tablet yang sering ia mainkan. Cobalah mengajak si kecil untuk melakukan hal-hal sederhana seperti mewarnai atau melukis bersama. Selain itu, mungkin dengan mengajaknya memasak atau membuat kue kesukaannya.
Terapkan zona bebas gawai
Selain membatasi waktu penggunaannya, kita harus bisa menerapkan zona bebas gawai saat di rumah. Misalnya, di ruang makan, tidak boleh ada anggota keluarga yang memainkan atau mengoperasikan gawai.
Selain sebagai ruangan untuk bersantap, ruang makan bisa dijadikan sarana untuk berbagi cerita antar-anggota keluarga setelah bersantap. Zona bebas gawai juga bisa diterapkan di ruang belajar agar anak bisa lebih fokus belajar dan menyelesaikan tugas sekolah.
Tingkatkan kegiatan luar ruang
Memang, bermain gim menggunakan gawai tampak menyenangkan, tetapi kegiatan luar ruang yang kita lakukan secara bersama-sama tentu tak kalah menarik. Ajaklah anak Anda melakukan aktivitas-aktivitas di luar rumah, seperti merawat tanaman, membersihkan kolam ikan, atau mengajaknya bersepeda mengelilingi area kompleks rumah Anda.
Selain menyenangkan, kegiatan-kegiatan tersebut dapat meningkatkan keterampilan motorik anak, serta meningkatkan kedekatan antara anak dan orangtua.
Jadilah teladan
Selain dengan mengajarinya melalui berbagai cara dan menerapkan aturan-aturan, agar anak tidak “mendewakan” gawai, kita harus disiplin dan layak dijadikan teladan. Misalnya, saat makan bersama, kita tidak boleh asyik sendiri makan sambil bermain gawai. Kita tahu, perilaku atau kebiasaan yang dimiliki anak juga dapat dipengaruhi oleh apa yang dilihatnya.