Perang Vietnam yang berlangsung sekitar dua dasawarsa sejak akhir tahun 1955 menjadi salah satu ajang yang mencoreng wajah AS sebagai negara Adidaya. Dengan persenjataan yang lebih modern, nyatanya AS harus menelan pil pahit dikalahkan oleh pasukan Vietkong. Penyebabnya cukup kompleks, tapi salah satunya yang diungkap dalam film ini adalah taktik gerilya pasukan Vietkong.
Di tengah kecamuk perang Vietnam, pada 1966 Jenderal Drummond (Aaron Eckhart) menyampaikan instruksi kepada Kapten Mora (Gregory Sims) untuk melaksanakan sebuah misi penting rahasia.
Sejilid dokumen berisi daftar mata-mata AS harus diamankan agar tidak jatuh ke tangan musuh. Dokumen tersebut akan diantar ke salah satu pos kecil di tengah wilayah musuh dan Kapten Mora harus mengambil dan memusnahkan dokumen tersebut.
Meski sempat telah menerima dokumen, tiba-tiba pos tersebut diserang Vietkong. Sama seperti kedatangannya yang entah dari mana, musuh pun mendadak lenyap dan berhasil membawa dokumen tersebut. Tidak ada pilihan lain, Kapten Mora dan segelintir pasukan yang tersisa harus berupaya untuk mencari dan mengambil kembali dokumen itu.
Sayangnya, pasukan yang tersisa hanyalah sekumpulan teknisi di bawah pimpinan Kopral Ackerman (Connor Paolo) yang tugas utamanya bukan bertempur. Untuk membantu pasukan, Drummond mengirimkan pencari jejak bernama Miller (Jonathan Rhys Meyers).
Miller menjelaskan, mereka harus bersiap menghadapi cara berperang yang sama sekali belum dikenal. Musuh yang menyergap tiba-tiba itu muncul dari bawah tanah. Maka, mereka pun harus turun dan bertempur di bawah tanah. Mampukah mereka menjalani misi yang sama sekali asing tersebut? Berhasilkah mereka mengambil kembali dokumen yang jatuh ke tangan musuh?
Beragam karakter
Kisah perang dalam Ambush tak melulu diisi adegan baku tembak. Malah, porsi adu senjata terbilang jarang. Sebagian besar film menampilkan kondisi lorong-lorong bawah tanah. Ibarat labirin, panjang dan berkelok-kelok.
Protagonis dalam film ini adalah Ackerman. Meski menjadi pemimpin di pos kecil tersebut, Ackerman jauh dari kesan pemberi komando. Bukan hanya karena badannya kecil, sikapnya tampak ragu dan tidak meyakinkan, sehingga rekannya berulang kali harus menegaskan bahwa ia adalah pemimpin mereka.
Penugasan yang sama sekali asing ternyata menjadi tantangan bagi Ackerman menunjukkan kemampuannya. Menarik mencermati, bagaimana melalui sejumlah situasi, ia dapat berubah menjadi pemimpin yang lebih baik.
Tentu saja harus ada karakter antagonis dan itu bukan dari pihak musuh, melainkan dari pasukan AS. Sosok Crawford (Mac Brandt) menampilkan sisi yang jauh lebih buruk dalam peperangan.
Perang yang sejatinya sudah buruk, ternyata masih dikotori lagi oleh perbuatan-perbuatan yang tercela karena tidak mengikuti aturan dan dilakukan dengan sewenang-wenang.
Yang disayangkan, Miller yang mestinya bisa menjadi sosok menarik, mendapat porsi hanya sedikit dan seperti sekadar tempelan. Kemunculannya dengan gaya yang khas seakan menyiratkan peran penting. Namun, dalam kisah selanjutnya, perannya tak banyak berarti, bahkan bisa dilupakan.
Masih banyak yang sebenarnya bisa ditampilkan dari peperangan di bawah tanah. Namun, kisah yang ditampilkan dalam Ambush seperti berlalu begitu saja.
Amat berbeda dengan The Ambush keluaran Uni Emirat Arab tahun 2021, yang berkisah tentang sekelompok prajurit yang terjebak di lokasi terpencil dan harus bertahan hidup dengan segala cara. Ketegangan dan pompaan adrenalin seakan absen saat menonton Ambush versi AS ini.
Meski demikian, Ambuh dapat mengobati kerinduan penggemar film perang. Jangan lewatkan, segera kunjungi bioskop terdekat di tempat Anda.
Review overview
Summary
6Sekelompok komando elit muda yang dipimpin oleh Kapten Mora bertugas mengumpulkan informasi sangat rahasia yang dapat mengubah nasib perang.