Berangkat dari foto digital, lalu menggeluti seni analog, untuk kemudian menghasilkan karya hibrida keduanya. Menilik portfolio Ochie Winaga, kalimat tersebut bisa menggambarkan alur pengembaraannya.
Ochie mulai mengenal fotografi karena mengulik fitur yang ada di telepon seluler. Kegemarannya ini mengantarkannya ke komunitas fotografi ponsel di Jakarta yang membawanya belajar lebih banyak tentang foto dan editing-nya menggunakan aplikasi digital. Perkenalan Ochie dengan dunia fotografi digital kemudian berlanjut dengan eksplorasi di alam analog.
Dunia fotografi digital cukup mengagungkan kesempurnaan. Segala sesuatunya bisa diukur dan metrik-metrik pakem yang kadang dijadikan parameter untuk menentukan kualitas foto.
Dalam fotografi analog, ketidaksempurnaan kadang justru menjadi elemen yang bercerita. Kejadian ketika memproses sebuah film, misalnya, menjadi satu bahan apresiasi sendiri. Hal ini tertangkap juga dalam teknik fotografi cyanotype.
“Saya mulai belajar cyanotype ketika pandemi,” kata Ochie. Ia mengaku kemudian menggabungkan cyanotype dan pemrosesan foto secara analog.
Cyanotype merupakan salah satu pengolahan foto analog yang menggunakan bahan yang sensitif terhadap spektrum cahaya biru. Hasilnya adalah foto monokrom yang berwarna cyan (biru), yang menjadi awal mula istilah cetak biru. Kini, cyanotype masih digunakan beberapa antusias fotografi, termasuk Ochie, untuk menghasilkan karya-karya artistik.
Karya-karyanya kini banyak dipengaruhi oleh eksplorasinya ke dunia analog tersebut. Foto-foto (digital) monokromatik, yang seakan masih meninggalkan jejak pemrosesan analog, bisa dilihat dalam portfolio Ochie dalam dua lokapasar NFT, Objkt dan Foundation.
“Beberapa foto merupakan komposisi visual dari obyek yang diambil dengan teknik berbeda-beda,” jelas seniman yang biasa aktif di Twitter dengan handle @OWinaga ini.
Beberapa karya yang berasal dari analog, termasuk karya cyanotype, juga diunggah dalam rantai blok bersama koleksi lainnya. Ochie mengaku mulai minting karyanya dalam rantai blok sejak September 2021.
“Foto pertama yang saya minting adalah foto bangunan pasca gempa Palu tahun 2019,” ujar Ochie yang pertama minting di Hic et Nunc (rantai blok Tezos). “Foto tersebut saya aplikasikan ke cetak cyanotype.”
Selain amalgamasi beberapa teknik pemrosesan dan cetak foto, Ochie juga menggali kesempatan untuk menuangkan ekspresi, emosi, dan pengalamannya dalam bentuk visual. Dengan kemampuannya untuk mengambil gambar, kemudian mengolah dan mencetaknya, ia bisa membuat karya-karya unik yang menunjukkan jati dirinya.
***
Nama
Ochie Winaga
Tempat, Tanggal Lahir
Jakarta, 17 Desember 1988
Profesi
Seniman
Tautan Portfolio
https://owinaga.tumblr.com/