Hari ini, Tata dan Kiki pergi ke rumah Nenek di Jember, Jawa Timur. Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih dua jam, mereka sampai juga. Nenek langsung menyambut mereka dengan hangat.
“Ayo, kita semua makan siang. Kalian pasti sudah lapar. Sekarang, sudah waktunya makan siang,” Nenek berkata dengan lembut.
Rupanya, Nenek sudah menyiapkan hidangan di meja makan. Ada menu favorit Tata dan Kiki saat di rumah Nenek, yakni nasi urap. Nasi urap Nenek merupakan nasi dengan lauk tempe, tahu, dan daging ayam. Lauk tersebut dimasak dengan bumbu kari.
Kekhasan makanan ini terletak pada sayur atau urapnya. Nenek mencampur rebusan daun kenikir, kacang panjang, kecambah, dan parutan kelapa yang sudah diberi bumbu dalam satu wadah. Tak lupa, Nenek menyiapkan sambal pedas sebagai pelengkap makanan ini.
Ada satu hal yang menarik perhatian Kiki. Tidak seperti biasanya, masakan Nenek kali ini tidak ditempatkan di piring atau di wadah plastik. Uniknya, Nenek menghidangkan sayur dan lauk di daun pisang yang dibentuk menyerupai mangkuk.
Usai makan, Tata dan Kiki juga ikut membantu merapikan meja makan.
“Nek, ini namanya apa?” Kiki tidak bisa lagi menyembunyikan rasa penasarannya terhadap wadah menyerupai mangkuk dari bahan daun pisang.
Nenek menjawab, “Ini namanya sudi, Sayang. Sudi digunakan untuk wadah lauk atau rebusan sayur. Bisa juga untuk wadah kue, seperti kelepon dan cenil. Mau tahu cara membuatnya?”
Tata dan Kiki serempak mengangguk dengan cepat.
“Cara membuat sudi mudah. Bundarkan daun pisang, sematkan dengan lidi. Lalu, bagian daun yang runcing ditekan ke dalam, hingga muncul di bagian tengah,” Nenek menjelaskan sambil mempraktikkan cara membuat sudi.
“Sejak dulu, daun pisang sudah digunakan untuk wadah makanan. Bisa difungsikan menjadi piring, bisa juga sebagai mangkok,” kata Nenek lagi.
Nenek kemudian mengambil daun yang berbentuk bundar sebesar piring. “Kalau yang ini namanya samir. Biasa digunakan sebagai alas makanan.”
“Ada juga takir. Takir itu digunakan untuk wadah makanan berkuah. Di sini ada banyak pohon pisang, Sayang. Jadi, Nenek sering memanfaatkan daun pisang untuk alas atau pembungkus makanan,“ Mama ikut menambahkan.
“Nah, karena kalian berdua sudah tahu, ayo, belajar membuat alas makanan dari daun!” ajak Mama.
Tata dan Kiki lalu belajar membuat samir sendiri. Mereka membuat pola lingkaran dengan piring, lalu menggunting pola tersebut.
Voilaaa… Samir selesai dibuat! Sudah bisa digunakan.
Tata dan Kiki merasa senang karena mereka berdua bisa belajar sesuatu hal yang baru di rumah Nenek. Sebuah warisan dari nenek moyang bangsa kita secara turun-temurun.*
Oleh Tim Nusantara Bertutur
Penulis: Lutfia Aziz
Ilustrasi: Regina Primalita
Penutur: Paman Gery (@paman_gery)