O Si Owa Jawa sedang duduk bersandar di bawah pohon rindang. Ia merasa lelah setelah mencari buah-buahan di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten, tempat tinggalnya.

Saat sedang beristirahat, O melihat Baba Si Badak Jawa sedang berjalan sambil membawa beberapa buah segar. Dengan cepat, O buru-buru menyembunyikan buah-buahan miliknya ke belakang pohon agar Baba  tidak melihatnya.

“Hai, O! Kenapa wajahmu terlihat pucat?” tegur Baba saat melihat O terduduk lemas.

“E… aku sedang kelaparan, Baba!” sahut O sambil meringis.

“Memangnya kamu belum mencari makanan, O?” tanya Baba.

“Belum. Tubuhku terasa lemas, Baba, jadi aku tidak bisa mencari makanan ke dalam hutan.”

Baba yang kasihan mendengar perkataan O, lalu memberikan semua buah-buahannya karena ia tidak mau sahabatnya itu kelaparan.

Setelah Baba pergi, O segera menyatukan buah-buahan itu dengan buah-buahan miliknya yang tadi ia sembunyikan. Wah! Banyak makananku! pikir O senang.

Saat O hendak memakan buah-buahan itu, tiba-tiba ia melihat Lili Si Surili sedang membawa buah-buahan yang lebih banyak dan segar. Akhirnya O menyembunyikan buah-buahannya lagi di balik pohon.

“Kenapa kamu terlihat bersedih, O? Ada apa?” tanya Lili Si Surili khawatir.

“Aku sedang kelaparan, Lili, dan aku tidak punya makanan. Andai kamu mau memberiku sedikit buah-buahan milikmu itu,” ucap O berbohong.

“Wah, kasihan sekali kamu, O. Baiklah, kamu boleh ambil semua buah-buahan ini,” sahut Lili.

Di dalam hatinya, O merasa senang karena berhasil mendapat lebih banyak buah lagi.

“Kalau merasa kurang, kamu bisa pergi ke dalam hutan sana, O. Di sana, ada kebun buah berisikan banyak buah-buahan segar!” ujar Lili sambil menunjuk ke dalam hutan.

Setelah Lili pergi, O tidak menyangka sekarang ia punya banyak makanan. Namun, O justru penasaran dengan kebun buah yang tadi diceritakan oleh Lili Si Surili.

Akhirnya O mengabaikan rasa lapar di perutnya demi melihat kebun buah itu dan meninggalkan semua makanannya di bawah pohon.

Setelah lama mencari, O justru tidak menemukan kebun buah itu. Ia pun memutuskan untuk kembali ke tempatnya beristirahat tadi.

Setibanya O di bawah pohon, ia terkejut karena makanannya sudah tidak ada di sana. Ia berkeliling mencari makanannya, tapi tak jua ketemu. Entah siapa yang sudah mengambilnya.

Akhirnya O yang sudah benar-benar kelaparan hanya bisa menangis dan menyesali perbuatannya. “Andai saja aku memakan buah-buahan itu dari awal dan tidak berbohong kepada Baba dan Lili, mungkin aku sudah kenyang sekarang! Huaaa…” O pun hanya bisa menangis sambil merasakan perih di perutnya. *

 

logo baru nusantara bertutur

Oleh Tim Nusantara Bertutur
Penulis: Ede Tea
Pendongeng: Paman Gery (Instagram: @paman_gery)
Ilustrasi: Regina Primalita