Menerapkan kedisiplinan butuh waktu panjang dan intensif. Selain membutuhkan konsistensi sikap dari orangtua maupun orang dewasa di sekitar si kecil, yang turut berperan dalam proses mengasuh sehari-hari, juga harus dibarengi dengan tahapan usia anak.

Dalam jurnal Paediatrics & Child Health, jurnal resmi dari Canadian Paediatric Society disebutkan bahwa penerapan disiplin ini bisa diawali sejak anak lahir.

Pada usia 0–12 bulan, bayi dapat diperkenalkan dengan jadwal makan, tidur, dan bermain secara teratur setiap hari. Hal ini membantu fungsi anatomi tubuh, serta melatih diri untuk memahami situasi. Tentu saja, penerapan kedisplinan tidak melibatkan konsekuensi atau hukuman.

Pada usia 1–2 tahun, daya eksplorasi anak kian berkembang dan gerakannya semakin gesit. Penerapan disiplin perlu untuk memastikan anak tetap aman, membatasi tingkat agresivitas, dan mencegah munculnya tindakan desktruktif. Komunikasi secara verbal masih belum bisa menjadi cara utama untuk menerapkan disiplin karena tingkat pemahaman anak masih terbatas. Sebagai alternatif, ketika anak hendak melakukan tindakan yang tidak tepat, segera alihkan perhatiannya dengan melakukan aktivitas lain.

Pada usia 2–3 tahun, penerapan jadwal rutin, memberi batasan, dan pengawasan efektif wajib dilakukan orangtua dan pengasuh sehari-hari. Akan tetapi, batasan dapat menyebabkan anak mengalami tantrum. Memahami pola reaksi anak terhadap sebuah situasi dapat membantu mencegah kondisi tersebut terjadi. Ketika anak sudah kembali menguasai diri, apresiasi secara verbal maupun afeksi dapat ditunjukkan secara jelas pada anak.

Memasuki usia 3–5 tahun, perkenalkan hukuman time-out, istilah untuk menggambarkan jenis hukuman dengan meminta anak duduk diam, tanpa boleh melakukan apa pun, di salah satu sudut ruangan selama beberapa menit. Lakukan ini jika anak melakukan kesalahan, serta selalu ingatkan ada konsekuensi dari setiap tindakan. Misalnya, jika anak mencorat-coret tembok, minta anak untuk juga membersihkannya hingga bersih. Beri pemahaman padanya, mengapa tindakan tersebut tidak baik. Jangan lupa, pujian dan afeksi merupakan dorongan utama untuk menciptakan perilaku yang baik.

Pada usia 6–12 tahun, orangtua wajib menjadi panutan bagi anak dalam berperilaku dan menerapkan disiplin diri. Hukuman pada anak dapat berkembang, tak hanya time out, tetapi juga bentuk tanggung jawab dan konsekuensi tindakan. Misalnya, jika melanggar aturan jam main, anak tidak diperbolehkan menonton televisi saat malam.

Lain halnya ketika anak sudah menginjak usia 12–18 tahun, bentuk konsekuensi dan tanggung jawab yang diperkenalkan juga berkembang. Orangtua wajib menunjukkan perilaku dan gaya hidup yang baik sebagai panutan anak. [ADT]

noted: ajarkan kedisiplinan sesuai usia anak

foto: shutterstock