Rombongan ibu-ibu berbaju hijau tampak tertawa riang di belakang Menara Eiffel. Sejurus kemudian, salah seorang dari mereka mengeluarkan tongsis. “Yuk, kita foto-foto!” Di tempat lain, sekeluarga sedang mengayuh perahu di Sungai Venesia. Sang bapak di depan memegang kamera, ibunya di belakang sembari menggendong anaknya. “Siap ya, satu, dua, senyum….”

Suasana di atas bukan terjadi di Perancis atau Italia. Semua itu bisa didapatkan di Bogor. Tepatnya di Devoyage yang berlokasi di Bogor Nirwana Residence. Tempat wisata yang dibangun PT DAS Group sejak 2017 ini menawarkan perkampungan Eropa mini. Tiket masuknya per tanggal 25 Mei 2018 untuk hari biasa Rp 25 ribu dan hari libur Rp 35 ribu.

Berdiri di lahan seluas 1,8 hektar, tempat ini mampu menampung hingga 3.000 pengunjung. Apa saja hiburan yang bisa dinikmati di sini? Direktur Keuangan dan Komersial PT DAS Group Bambang Prihandoyo menuturkan, ada tiga konsep yang hadir di Devoyage.  Pertama yaitu Holiday. Tempat wisata ini terdiri dari wahana dengan suasana desa dan arsitektur bangunan Eropa serta restoran dengan konsep western.

Kedua yaitu Selfie atau swafoto. Pengunjung bisa bergaya di lebih dari 150 titik swafoto. Ketiga yaitu Foodies. Tersedia aneka restoran dengan menu western dengan ruang terbuka hijau dan interior berkonsep industrial.

“Devoyage memilih bertemakan suasana perkampungan karena ada banyak ikon terkenal yang tersebar di benua Eropa. Konsep ini juga dipilih karena di Bogor sudah memiliki tempat wisata perkampungan Arab dan perkampungan China. Maka dari itu, kami coba memilih konsep perkampungan Eropa ikonik yang bisa dinikmati keluarga dan orang tersayang dalam satu tempat,“ jelas Bambang.

Titik swafoto

Sebagai gambaran, ada beberapa titik swafoto yang keren di sana. Pertama yaitu Menara Eiffel. Bangunan ikonik kota Paris ini menjadi obyek foto favorit di Devoyage. Letaknya di halaman depan dan dikelilingi bangunan khas Eropa serta sungai khas Venesia.

Kedua yaitu Rumah Kincir Angin. Bangunan yang mudah ditemui di Belanda ini menjadi bangunan ikonik Devoyage berikutnya. Letaknya berada di tengah wahana yang sekaligus menjadi tempat Bread House.

Di Bread House, pengunjung bisa sekaligus membeli tiket bermain perahu bagaikan di Kota Venesia. Harga tiketnya per perahu Rp 50.000. Satu perahu bisa ditumpangi hingga dua orang dewasa.

Ketiga yaitu Brother Hood yang menantang pengunjung untuk melewati beragam jebakan dan tantangan bagaikan petualangan Robin Hood. Keempat yaitu The Magic of Kettles yang menyajikan petualangan sihir dan pandora box dalam mencari jalan keluar.

Pengunjung bisa juga mengabadikan momen di Devoyage dengan menggunakan kostum khas Eropa. Silakan berfoto dengan pasangan atau orang tersayang dengan latar belakang khas Eropa. Foto Anda bisa dicetak di bingkai untuk dijadikan suvenir.

 

Keempat yaitu Devoyage Street Food. Sudah terbiasa dengan menu khas restoran Eropa? Kini saatnya mencoba street food ala Eropa di sini. Pengunjung bisa mencicipi mulai dari churos, kroket, hingga waffle.

Kelima yaitu Gelato ve Latte. Tempat ini merupakan rumah es krim yang ada di area Devoyage. Di sini Anda bisa melihat langsung proses pembuatan es krim. Lalu, pilih varian es krim yang paling disukai.

Keenam yaitu suvenir. Setelah asyik berfoto-foto dan jalan-jalan, silakan mampir untuk membeli suvenir, Ada beberapa suvenir khas Eropa yang bisa dipilih. Mulai dari miniatur Menara Eiffel, rumah kincir angin, gantungan, hingga t-shirt.

Menjelang liburan Lebaran tahun ini, Devoyage sudah melakukan persiapan khusus. Bambang menuturkan, salah satu persiapannya yaitu mengecek persiapan seluruh fasilitas yang ada agar semua pengunjung bisa menikmati wahana dengan nyaman.

“Fasilitas playground sudah mulai bisa dinikmati para pengunjung. Dari sisi keamanan kami juga lebih waspada karena traffic pengunjung diperkirakan akan sangat luar biasa. Kami imbau agar para pengunjung selalu memperhatikan anak kecil khususnya yang masih di bawah umur agar selalu dalam pengawasan,” pungkas Bambang. [INO]

Foto-foto : Iklan Kompas/ Ino Julianto

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 13 Juni 2018