Dalam psikologi, prokrastinasi berarti mengganti pekerjaan yang berkepentingan tinggi dengan pekerjaan atau kegiatan berkepentingan rendah sehingga tugas yang penting pun tertunda. Menurut Joseph Ferrari, profesor psikologi dan penulis Still Procrastinating: The No Regret Guide to Getting It Done, sekitar 20 persen orang dewasa AS adalah prokrastinator akut.
Orang-orang yang punya kecenderungan menunda akan menjadikannya bagian dari gaya hidup. Mereka telat membayar tagihan kartu kredit, tidak mulai menggarap pekerjaan sampai waktunya mepet, menunda belanja, atau terlambat menyampaikan laporan pajak.
Tindakan ini sebenarnya punya dampak serius, termasuk ke kesehatan mental seseorang. Sebuah studi menunjukkan, mahasiswa yang gemar menunda memang punya level stres dan frekuensi sakit lebih rendah di awal semester. Namun, pada akhir semester, mereka mengalami level stres dan frekuensi sakit yang jauh lebih tinggi ketimbang mereka yang mengerjakan tugas tepat waktu.
Dalam pekerjaan, hal ini sangat mungkin terjadi. Suka menunda pekerjaan demi melakukan sesuatu yang kurang penting atau mendesak akan menimbulkan perasaan bersalah, membuat hasil pekerjaan lebih jelek, atau membuat kita lembur sehingga tidak sehat secara mental dan fisik.
Bekerja dari rumah, tantangan untuk menunda-nunda jadi lebih besar. Ada sofa atau kasur di dekat meja kerja, ada ajakan untuk panggilan video dengan teman demi mengusir rasa bosan, ada kudapan di kulkas yang bisa dijangkau tiap saat, ada novel di rak atau video menarik di Youtube.
Klasifikasikan pekerjaan
Bagaimana agar pekerjaanlah yang kita utamakan? Sadari level kemendesakan dan kepentingannya. Matriks Eisenhower, yang juga kerap disebut matriks urgen-penting, membantumu menentukan dan memprioritaskan pekerjaan.
Pekerjaan atau kegiatan kita bisa dibagi ke dalam empat kuadran. Secara visual, bayangkan ada tabel dengan sumbu X berisi kategori “penting” dan “tidak penting”; sumbu Y “mendesak” dan “tidak mendesak”. Kombinasi ini akan menghasilkan kuadran klasifikasi pekerjaan. Begini caranya bekerja berdasarkan kuadran ini.
Kuadran 1: penting dan mendesak
Kerjakan sekarang, itu kata kunci untuk pekerjaan atau hal yang masuk di kuadran ini. Di sini, kita memasukkan hal-hal yang sangat penting dan harus selesai pada hari yang sama. Tinjau kembali daftar pekerjaan untuk memisahkan mana yang mendesak dan mana yang bisa dikerjakan esok atau lusa.
Pekerjaan dengan tenggat sebentar lagi, surel yang membutuhkan balasan segera masuk ke kuadran ini. Urusan domestik ketika kita bekerja di rumah, misalnya mematikan kompor jika kamu sedang memasak atau mengecek bayi yang menangis.
Kuadran 2: penting, tapi tidak mendesak
Jadwalkan. Alokasikan waktu yang pas untuk apa pun kegiatan yang masuk ke kuadran ini. Materi presentasi minggu depan, waktu bareng keluarga, kursus daring, olahraga, dan sebagainya. Meski tidak mendesak, target waktu atau penjadwalan penting agar agenda ini realistis untuk dilakukan.
Kuadran 3: mendesak, tetapi tidak penting
Yang masuk ke kuadran ini misalnya permintaan mendadak seperti pengiriman daftar harga, telepon mendadak, atau interupsi dari surel dan grup WA. Jika memungkinkan, delegasikan pekerjaan ke orang lain. Misalnya, ketika ada telepon, minta orang lain untuk mengangkatnya. Jika tidak bisa didelegasikan, kerjakan ini pada akhir jika punya waktu luang setelah pekerjaan utama selesai.
Kuadran 4: tidak mendesak dan tidak penting
Kata kuncinya: hindari. Ini adalah hal-hal sepele, yang sayangnya biasanya adalah apa-apa yang menyenangkan. Menonton TV, memantau media sosial, berselancar di internet tanpa tujuan, window shopping di toko-toko online, dan lain-lain. Hiburan-hiburan ini bolehlah dilakukan, tetapi batasi hanya di waktu luang dan setelah pekerjaan-pekerjaan yang lebih penting selesai.
Nah, itulah cara agar tidak suka menunda pekerjaan. Siapkah kamu untuk bekerja lebih efektif dan produktif?