Banyak orang menggunakan radiator coolant untuk meningkatkan kinerja sistem pendinginan mesin mobil. Titik didih tinggi serta aditif yang mampu memberi nilai tambah membuat produk tersebut diminati. Banyak macam radiator coolant. Harganya juga sangat bervariasi. Oleh karena itu, konsumen perlu cermat mempertimbangkan produk mana yang akan dibeli agar tak rugi pada kemudian hari.
Mulanya, radiator coolant berkembang dan banyak digunakan di negara-negara subtropis. Hal tersebut mudah dimaklumi karena pada musim dingin, air di dalam radiator bisa membeku dan tentu tidak bisa bersirkulasi saat mesin dinyalakan. Sebaliknya, dengan radiator coolant yang memiliki aditif antibeku, cairan ini bisa tetap cair meski suhu di bawah titik nol.
Klasikamus
Sebelum radiator coolant sepopuler sekarang, pemilik mobil biasanya menggunakan air suling yang sering disebut aqua destilata atau cukup disebut aquades sebagai cairan terbaik untuk radiator.
Mengiringi perkembangan dunia otomotif, kandungan radiator coolant semakin kaya. Misalnya dengan tambahan aditif antikarat dan kemampuannya yang lebih stabil terhadap panas mesin yang tinggi. Hal inilah yang kemudian membuat radiator coolant mulai banyak digunakan, termasuk di Indonesia.
Di pasaran, kita bisa menemukan dua jenis radiator coolant. Pertama, yang bisa langsung dipakai atau dituang ke dalam radiator, dan, berikutnya, berupa biang atau concentrate yang harus dicampur air dengan perbandingan tertentu.
Dahulu, warna radiator coolant yang dikenal berwarna hijau. Kini, warnanya sangat bervariasi, begitu pula dengan harga dan merek dagangnya, dari yang terkenal sampai yang namanya asing di telinga.
Mengingat banyaknya pilihan, konsumen tentu tidak bisa sembarang pilih atau hanya mempertimbangkan warnanya yang hijau dan harganya yang murah. Ada produk-produk yang dijual sangat murah, ternyata itu hanya air biasa yang diberi zat pewarna, jadi hasilnya sama saja dengan menggunakan air biasa.
Memilih radiator coolant
Agar bisa mendapatkan radiator coolant yang baik adalah tidak hanya melihat warnanya. Oleh karena itu, carilah informasi sebanyak mungkin tentang cairan pendingin mesin tersebut. Baca dan cermati informasi yang tertera pada masing-masing kemasan radiator coolant. Tak ada salahnya kita mempertimbangkan untuk menggunakan merek ternama.
Sementara itu, jika kita ingin mengganti merek radiator coolant yang ada pada kendaraan dengan merek lain, sebaiknya kuras radiator terlebih dahulu sebelum diisi dengan radiator coolant. Hal tersebut dilakukan agar cairan tersebut bekerja maksimal.
Patut dicatat, hindarilah mencampur radiator coolant dari macam atau merek yang berbeda. Pencampuran cairan pendingin mesin tersebut, dalam sejumlah kasus, dapat menimbulkan kerusakan pada radiator akibat terbentuknya gumpalan-gumpalan. Hal ini tentu akan sangat membahayakan bagi mesin dan keselamatan berkendara.
Terakhir, agar kinerja radiator bisa optimal, kuras bagian ini setiap 20 ribu–25 ribu kilometer. Jika mobil jarang digunakan, lakukan langkah tersebut setahun sekali. [ASP]
noted: agar mobil tetap dingin