Memasuki 2025, dunia menghadapi tantangan keamanan siber yang kian kompleks. Pelanggaran data besar-besaran pada 2024, seperti insiden yang melibatkan 100 juta catatan medis warga Amerika dan serangan digital terhadap berbagai sektor, menjadi pengingat keras bahwa perlindungan data merupakan kebutuhan mendesak.

Kejahatan siber di Indonesia pun tak luput dari sorotan, dengan semakin maraknya kasus peretasan dan penyalahgunaan data yang berdampak besar pada individu, bisnis, hingga pemerintah.

Laporan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menunjukkan bahwa serangan siber di Indonesia meningkat signifikan dari tahun ke tahun. Pada 2024 saja, BSSN mencatat lebih dari 1,2 miliar anomali trafik yang berpotensi sebagai ancaman siber. Serangan tersebut meliputi phishing, ransomware, hingga peretasan sistem perbankan.

Salah satu insiden terbesar adalah kebocoran data penduduk dari platform layanan publik, yang mengekspos jutaan informasi sensitif masyarakat Indonesia. Selain itu, sektor bisnis, terutama UMKM yang mulai mengadopsi digitalisasi, menjadi target empuk serangan siber akibat minimnya investasi pada keamanan teknologi.

Kejahatan seperti penipuan daring dan pencurian identitas juga terus meningkat, menunjukkan bahwa ancaman ini tidak hanya berskala global tetapi juga sangat relevan di dalam negeri.

Untuk itu, penting bagi individu maupun organisasi di Indonesia untuk mengambil langkah serius dalam menghadapi ancaman dan meningkatkan keamanan siber. Berikut adalah tujuh langkah yang direkomendasikan Kaspersky untuk meningkatkan keamanan siber pribadi dan organisasi di tahun baru.

1. Bijak menggunakan AI

Penggunaan asisten kecerdasan buatan (AI) kini meluas, bahkan menjadi bagian integral dari perangkat sehari-hari. Namun, AI juga membawa risiko, seperti “halusinasi” atau rekomendasi tidak akurat.

Oleh karena itu, selalu periksa ulang saran AI, terutama terkait kesehatan atau keuangan. Nonaktifkan fitur AI jika tidak digunakan, terutama jika melibatkan pengumpulan data sensitif seperti pada fitur Recall di Windows 11. Jangan pernah memberikan informasi pribadi kepada AI, termasuk foto dokumen atau data medis.

2. Beralih ke kunci sandi

Kunci sandi (passkeys) menjadi alternatif lebih aman dibandingkan kata sandi tradisional. Teknologi ini mengandalkan biometrik seperti sidik jari atau pengenalan wajah, menawarkan keamanan lebih tinggi dan kenyamanan lebih baik.

3. Ubah kata sandi

Banyak pelanggaran data disebabkan oleh kata sandi lemah. Studi menunjukkan enam dari sepuluh kata sandi yang bocor dapat diretas dalam waktu singkat. Oleh karena itu, penting untuk mengganti kata sandi lama yang pendek atau tidak kompleks. Sebisa mungkin, gunakan pengelola kata sandi untuk menciptakan dan menyimpan kombinasi unik.

Baca juga: Waspada Tusk, Ancaman Siber yang Mengintai Dunia Kripto

4. Hindari deepfake

Teknologi deepfake telah berkembang pesat, memungkinkan penipuan yang semakin canggih. Untuk melindungi diri, selalu periksa ulang permintaan mencurigakan dari seseorang melalui saluran komunikasi berbeda. Edukasi keluarga dan teman tentang cara mengenali konten deepfake juga menjadi langkah tepat agar data tetap terjaga.

5. Gunakan layanan terenkripsi

Privasi menjadi isu penting di era digital. Beralihlah ke layanan pesan yang menawarkan enkripsi end-to-end untuk mengamankan komunikasi Anda dari potensi penyadapan.

6. Cadangkan data secara rutin

Mencadangkan data merupakan langkah penting untuk melindungi informasi Anda dari serangan ransomware atau kehilangan perangkat. Lakukan pencadangan ganda, baik ke penyimpanan cloud maupun perangkat lokal.

7. Minimalkan risiko kebocoran data perbankan

Untuk mengurangi kemungkinan data perbankan disusupi, sebisa mungkin simpan informasi kartu Anda di platform tepercaya seperti Google Pay atau Apple Pay. Gunakan fitur keamanan tambahan, seperti Safe Money, saat bertransaksi online.