Menguasai bahasa asing kini menjadi salah satu faktor kunci untuk memenangkan persaingan di tengah dunia yang kian mengglobal. Bahasa, khususnya Inggris, menjadi pintu gerbang untuk memasuki berbagai pengetahuan dan menjalin hubungan dengan orang dari berbagai tempat. Apalagi dengan hadirnya internet, peluang untuk belajar dan berteman dengan banyak orang dari berbagai negara terbuka lebar.

Bagi sebagian orang, mempelajari bahasa asing mungkin sesuatu yang memberatkan. Tapi, tidak demikian bagi anak kecil. Itu sebabnya, bahasa asing sebaiknya dipelajari sejak dini.

Seorang anak akan belajar bahasa secara alamiah dan tanpa disadari.

Mereka akan melakukannya seolah-olah itu hal yang biasa saja. Berbeda halnya dengan orang dewasa, yang melakukannya dengan kesadaran penuh dan kadang seperti merasa terpaksa. Hasilnya, tentu lebih mudah dan cepat bagi anak-anak ketimbang orang dewasa.

Jika belajar bahasa sudah dilakukan sejak usia dini, ada banyak keuntungan yang diperoleh. Situs web British Council menyebutkan beberapa di antaranya sebagai berikut.

Pertama, anak kecil masih berusaha belajar menggunakan bahasa ibu mereka. Mereka juga akan belajar bahasa asing dengan cara yang sama seperti mereka belajar bahasa ibu.

Kedua, anak kecil memiliki waktu untuk belajar dengan cara seperti bermain. Mereka belajar bahasa dengan mengambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan bersama orang dewasa. Mereka terlebih dahulu memahami kegiatan tersebut, baru menyerap maknanya dari apa yang diutarakan oleh orang dewasa.

Ketiga, anak-anak yang berkesempatan memperoleh bahasa kedua setelah bahasa ibu mereka pada usia yang sangat muda nantinya akan menggunakan cara yang sama sepanjang hidup mereka ketika mempelajari bahasa lain. Menguasai bahasa ketiga, keempat, dan seterusnya akan lebih mudah dibandingkan menguasai bahasa kedua.

Keempat, anak kecil yang memperoleh bahasa ketimbang secara sadar mempelajarinya, seperti yang dilakukan anak yang lebih besar atau orang dewasa, cenderung memiliki pelafalan yang lebih baik serta rasa bahasa dan budaya.

Kelima, ketika anak yang hanya menguasai satu bahasa mencapai usia pubertas dan menjadi lebih sadar diri, kemampuannya menangkap bahasa sirna dan mereka akan merasa seperti terpaksa untuk mempelajari tata bahasa. Namun, usia ketika perubahan ini terjadi sangat bervariasi, tergantung pada tingkat perkembangan individual si anak. [*]

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 28 Mei 2018