Alpa merawat mobil akan berujung pada gangguan dan ketidaknyamanan. Bukan cuma pada mesin, perawatan juga diperlukan pada bagian lain seperti AC. Beberapa poin berikut ini adalah gejala kerusakan pada mobil yang menyangkut AC.

1. Suhu mesin panas saat AC dinonaktifkan

Kenaikan suhu mesin adalah hal yang wajar. Namun, ketika suhu ada di atas rata-rata ketika AC dinonaktifkan dan sebaliknya akan kembali normal saat AC diaktifkan, ini jadi indikasi kerusakan pada mobil. Hal ini bisa saja karena electric fan yang kinerjanya sudah terganggu dan hanya bekerja saat AC diaktifkan. Bisa juga karena sensor temperatur yang sudah tidak bekerja sehingga electric fan tidak mendapat “instruksi” untuk aktif pada saat temperatur sudah mencapai batas yang telah ditentukan.

2. Mobil bergetar saat AC dinonaktifkan

Getaran yang lebih terasa pada mobil bermesin diesel adalah hal jamak. Namun, kalau dirasakan berlebih dan kembali normal ketika AC diaktifkan, itu tanda adanya gangguan yang perlu dibenahi. Ketidakmampuan mesin idle/stationer dengan baik menunjukkan bahwa mesin tidak dalam keadaan prima. Jika mesin menjadi tenang jika AC diaktifkan, berarti mesin mendapat “bantuan” dari idle up AC.

Untuk mengatasi hal tersebut, perlu dilakukan beberapa hal seperti kalibrasi pompa solar dan injektor. Jangan lupa mengganti filter solar dan saringan pemisah kandungan air. Setelah bagian tersebut dipastikan ada dalam kondisi prima, barulah perangkat yang mengatur mesin stationer diperiksa, dan kalau perlu diganti.
Kalau masalah belum selesai, kita harus melangkah lebih jauh dengan membuka kepala silinder dan membersihkannya agar mesin dapat kembali bekerja dengan efisien.

3. AC tidak sejuk

Salah satu gejala kerusakan AC yang paling bisa dirasakan adalah ketika suhu AC tidak terasa sejuk. Hal ini bisa disebabkan beberapa hal, seperti electric fan tidak bekerja atau sensor temperatur—yang memberi sinyal untuk menghidupkan kipas tersebut sudah laik. Masih ada kemungkinan lain seperti botol dryer sudah jenuh atau evaporator yang sudah kotor dan perlu dibersihkan.
Untuk menuntaskan masalah tersebut, sebaiknya seluruh sistem diperiksa. Apalagi jika odometer sudah menunjukkan 25.000–30.000 kilometer atau lebih, sebaiknya dilakukan servis besar pada sistem AC. Pastikan masalah ini ditangani mekanik AC yang terlatih dan punya reputasi.

4. AC terlalu dingin

Suhu AC yang dingin belum tentu mewakili kinerja yang sempurna. Sebaliknya, kondisi tersebut bisa saja menjadi tanda kerusakan thermostat yang sudah tidak sensitif. Kalau dugaan ini benar dan didiamkan, hal tersebut akan sangat membebani mesin dan pada akhirnya menyebabkan naiknya temperatur mesin.

5. RPM turun saat AC diaktifkan

Perhatikan RPM saat AC diaktifkan. Kalau turun, mungkin saja idle up AC mobil sudah tidak bekerja. Kemungkinan lain adalah kondisi kompresor AC yang sudah cukup parah, sehingga sangat membebani mesin.

Sementara itu, di sisi lain, kondisi ini bisa jadi indikasi gangguan pada mesin karena mesin yang sudah lemah akan mudah mati ketika diberi beban. [ASP]

Beberapa Hal untuk Menjaga Kondisi AC:

  1. Menjaga kebersihan kabin mobil. Banyak pengguna mobil yang memosisikan resirkulasi udara pada sistem AC. Alasannya, udara luar panas, berdebu, dan bau knalpot. Nah, resirkulasi udara ini membuat udara dalam kabin berulang-ulang melewati sistem pendingin. Oleh karena itu, udara yang diisap ulang oleh AC untuk didinginkan harus diusahakan sebersih mungkin. Jangan biarkan karpet mobil kotor, bersihkan bekas makanan, dan usahakan tidak ada serangga masuk.
  2. Jangan mengeset AC pada suhu maksimum berkepanjangan supaya kompresor tidak bekerja terus-menerus.
  3. Saat mencuci mobil, jangan lupa menyem­protkan air ke kondensor AC yang posisinya berdekatan dengan radiator di belakang grille.
  4. Jika AC sudah dilengkapi filter, bersihkan secara rutin.
  5. Lakukan servis besar AC setiap 25–30 ribu kilometer. [ASP]