Keterkaitan antara industri perfilman dan perkembangan pariwisata sangat erat. Keduanya dapat dikategorikan sebagai produk dan bisa pula disebut supporting facilities. Keduanya dapat saling mendukung dalam perkembangan pariwisata atau dalam industri perfilman itu sendiri.

Pertama adalah kawasan Matamata. Sebuah desa kecil terpencil di Selandia Baru yang hanya berpenduduk sekitar 7.500 orang. Desa ini mendapat berkah dari film karangan JRR Tolkien, The Lord of The Rings (LotR).

Tempat yang dijadikan setting Hobbiton—tempat tinggal para hobbit dalam film itu—kini tiap tahun kebanjiran wisatawan. Mereka berasal dari Australia, Jerman, Inggris, dan Amerika Utara. Para turis ini pun royal membelanjakan uangnya untuk penginapan, tur, atau membeli suvenir.

Berdasarkan Nuran Wibisono dalam Tirto.id, dari Maret 2013 hingga Maret 2014, turis Australia yang datang ke Matamata adalah yang paling royal. Mereka menghabiskan sekitar 11,3 juta dollar AS, disusul turis Eropa yang menghabiskan 4,3 juta dollar AS, kemudian wisatawan Amerika Serikat dengan 3,8 juta dollar AS.

Pengeluaran paling besar dicatat oleh wisatawan domestik. Wisatawan dari Waikato menghabiskan uang sebesar 67,1 juta dollar AS, diikuti oleh pelancong Auckland yang menghamburkan 18,8 juta dollar AS.

Karena itu, Pemerintah Selandia Baru berupaya keras agar industri film tetap langgeng di negara berpenduduk 4,4 juta orang itu. Salah satu caranya, memberikan keringanan pajak ataupun insentif untuk film-film produksi skala besar.

Selain itu, salah satu kunci keberhasilan pariwisata film adalah menghadirkan suasana yang sama dengan yang dilihat dalam film. Selandia Baru berhasil mengemas pariwisata film karena menghadirkan pemandangan dan suasana yang identik dengan film LotR maupun The Hobbit.

Kedua yaitu Turki, tepatnya di Canakkale. Pariwisata di sana meningkat 73 persen karena film Troy yang dibintangi Brad Pitt. Selanjutnya, hutan wisata DuPont State di Karolina Selatan, AS, mengalami peningkatan jumlah pelancong 31 persen dari tahun ke tahun sejak 2012 karena film The Hunger Games.

Ketiga film seri The Walking Dead yang membuat kota Grantville di Georgia, AS, disinggahi 3.600 pelancong sejak 2012. Keempat, film Laskar Pelangi yang berlokasi syuting di Belitung, Indonesia membuat daerah ini mengalami peningkatan pariwisata 300 persen pada 2011. [*/ACH]

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 23 Maret 2017

Foto: iklan Kompas/Tommy B. Utomo