Hujan sudah mulai mengguyur Ibu Kota. Cuaca seperti ini dapat mengakibatkan rute yang dijalani tergenang air. Jika terpaksa, mobil harus menembus genangan air. Namun, ada beberapa hal yang perlu diingat sebelum Anda memutuskan untuk menerobos banjir.
Pertama yaitu pastikan ruas jalan yang akan dilalui sudah Anda kenal dan hafal kondisinya. Apakah ada lubang yang cukup dalam atau kerusakan jalan lain. Untuk menentukan ketinggian air, Anda antara lain dapat menggunakan trotoar sebagai patokan.
Bisa juga dengan melihat mobil lain di sekitar Anda. Jika ketinggian air masih sebatas setengah ban ukuran normal, genangan masih relatif aman ditembus. Patokan ini penting sebab posisi komponen pengapian dan lubang intake mobil yang rawan menyebabkan mogok biasanya berada di atas bumper. Tak perlu khawatir dengan knalpot sebab selama mesin hidup, tekanan gas buang mampu mencegah air masuk ke dalamnya.
Kedua, jalankan mobil perlahan-lahan dengan gigi terendah. Pada mobil bertransmisi manual gunakan gigi 1, sedangkan transmisi matik gunakan L atau 1. Hati-hati, kecepatan tinggi akan membuat cipratan dan gelombang air yang bisa membasahi komponen pengapian.
Jaga agar kecepatan konstan dan usahakan jangan berhenti. Dengan melaju konstan, mobil bisa membelah genangan sehingga ruang mesin aman dari serbuan air. Matikan AC sebab kipas elektrik yang berputar bisa membuat percikan air membasahi mesin.
Ketiga, setelah menembus banjir, injak pedal rem sedikit demi sedikit. Hal ini untuk mengeringkan bidang kontak rem yang basah. Rem yang basah sama efeknya dengan rem blong. Jika banjir benar-benar dalam, misalnya sampai di atas sepatbor atau setinggi paha orang dewasa, sebaiknya jangan nekat menembusnya agar tak terjadi hal yang tidak diinginkan.
Bila jalan di depan Anda bebas genangan, belum jaminan selamat sebab cipratan air kendaraan dari arah berlawanan bisa menutup pandangan di kaca depan. Hal ini sangat membahayakan kala kecepatan tinggi atau lalu lintas padat. [*/ACA]
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 30 November 2017