Arloji menjadi salah satu benda koleksi yang populer. Ada banyak kolektor yang ikhlas melepas setumpuk rupiah demi mengantongi sebuah arloji langka atau tua. Bagi pecinta arloji kuno, jarum dan mesin tak sekadar benda renik yang menggerakkan jam tangan. Lebih dari itu, penanda sejarah yang bergerak dalam hening.

Di pasaran, arloji kuno ada yang asli dan tiruan. Yang asli umurnya bisa mencapai ratusan tahun. Arloji ini diburu bukan hanya karena kelangkaan dan nilai historisnya, tapi juga karena dapat menjadi alat investasi. Koleksi jam tangan kuno bisa dijual kembali dengan harga yang amat tinggi. Terlebih jika arloji tersebut memeram romantika saat pembuatannya. Semisal, dibuat sebelum Perang Dunia II dan pernah dipakai oleh seorang prajurit yang ikut dalam penaklukan tentara Jerman di Normandia.

Adapun jenis arloji kuno tiruan bukan dalam artian jam tangan palsu. Ini lebih menjelaskan arloji yang dibuat menyerupai jam tangan kuno, tetapi dengan mesin penggerak modern. Model ini juga digemari para kolektor jam tangan sebab harganya jauh lebih murah, tapi langgam antiknya tetap terasa. Jenis kedua ini tentu tak menyimpan nilai sejarah, tetapi kondisinya lebih prima dibanding arloji kuno yang asli.

Menakar kualitas

Memburu jam tangan kuno membutuhkan kesabaran dan siap untuk tak mendapat apa-apa. Selain itu, diperlukan juga kelonggaran finansial sebab harga arloji kuno yang asli bisa mencapai ratusan juta rupiah. Bila kolektor arloji masih tergolong pemula, ia memerlukan bantuan dari orang yang berpengalaman.

Untuk menakar kualitas arloji kuno, beberapa hal harus diperhatikan. Disarikan dari sejumlah sumber, berikut ini beberapa di antaranya. Pertama, memeriksa penampilannya untuk memastikan apakah benar-benar kuno atau tiruan. Bila ragu-ragu, segera tanyakan pada kolektor yang lebih berpengalaman. Tahun pembuatan biasanya terletak di penutup arloji bagian bawah. Selain itu, nomor seri mesin arloji juga mengandung tahun pembuatan.

Kedua, meneliti bagian dalam arloji. Sebagian besar arloji antik digerakkan dengan mekanisme pegas sehingga tak ada unsur kelistrikan. Bila di bagian mesin terdapat perangkat elektronik, kemungkinan besar arloji itu tiruan. Ketiga, di bagian belakang arloji biasanya tertera tahun pembuatan. Amati huruf atau angka-angka di bagian tersebut, apakah terukir permanen pada penutup atau hanya stiker.

Selain itu, arloji kuno umumnya sudah termakan usia sehingga kondisinya tak lagi seratus persen oke. Untuk mendapatkan suku cadang mesin, sering dibutuhkan kesabaran ekstra, dan ini akan menguji keseriusan si kolektor. [*/TYS]