Siapa bilang kalau Singapura hanya menjadi tujuan untuk wisata belanja? Negara yang masih menjadi favorit wisatawan Indonesia ini juga cocok bagi pelancong yang ingin berburu foto yang “Instagramable”. Inilah 3 spot yang bisa Anda sambangi ketika berada di Singapura.

Haji Lane
Jika Anda lebih familiar dengan kawasan Bugis, janganlah lekas beranjak terlalu jauh. Berjalanlah sekitar 600 meter menuju Haji Lane. Terlihat deretan toko-toko yang berwajah unik karena berhiaskan mural warna-warni. Jika singgah pada pagi hari, jalanan akan terasa lebih lengang. Anda bisa berpose sesuka hati dengan latar karya seni di dinding-dinding toko.

Haji Lane adalah bagian dari Kampong Glam yang dikenal sebagai kawasan etnis komunitas Muslim, termasuk para pedagang Arab dan Bugis pada zaman dahulu. Tempat ini pun berubah menjadi lokasi yang hipster.
Menyuguhkan sisi lain dari Singapura yang identik dengan mal ber-AC dan “tumbuh” tinggi menjulang. Di tempat ini, turis akan lebih banyak menemukan butik-butik perancang lokal, kedai-kedai unik, dan kafe yang melayani pembacaan kartu Tarrot serta kelas meditasi. Sebagian besar toko mulai beroperasi pada sore hari hingga larut malam.

Clarke Quay
Street art tak hanya menghiasi dinding-dinding bangunan, tetapi juga dinding terowongan. Ya, temukanlah karya seni lainnya di Tunnel Art yang berada di kawasan Clarke Quay. Lokasi ini sebenarnya lebih dikenal sebagai tempat menikmati kuliner bergengsi sembari melihat kapal wisata yang wira-wiri. Biasanya, pada malam hari suasana akan tampak lebih romantis. Namun, kini ada sisi lain yang bisa menjadi obyek foto.

Jika ingin mengabadikan keindahan mural, berjalanlah menuju terowongan yang terletak di bawah jembatan, tepat di samping Singapore River. Lukisan karya perusahaan non-profit Social Creatives ini dibuat dalam rangka merayakan uang tahun ke-50 Singapura. Semakin sore, Tunnel Art akan tampak menyala dengan lampu warna-warni. Tidak akan ada lagi kesan terowongan yang gelap.

Chinatown
Keunikan akan lebih mudah ditemui jika suatu tempat menjadi hunian suatu komunitas masyarakat tertentu. Inilah yang dirasakan ketika Anda mengunjungi Chinatown. Wisatawan dapat melihat kawasan hunian, pertokoan, serta kehidupan para penghuni lokal. Suasana pecinan pun semakin kental berkat klenteng dan bangunan-bangunan lawas yang masih berdiri kokoh. Kisah sejarah dan budaya di balik bangunan-bangunan itu pun tetap mampu menjadi daya tarik wisatawan tanpa merusak sisi modern pusat kota.

Di Chinatown, Anda bisa menemukan jajaran toko suvenir dan gerai makanan tradisional. Namun, berjalanlah perlahan-lahan. Telusuri pula beberapa gang di antara barisan toko-toko. Anda akan menemukan kejutan menarik, yaitu mural yang menjadi penghias tembok rumah penduduk.

Jika ingin menjadikannya sebagai spot berfoto, jangan lupa tetap menjaga sopan santun kepada penduduk lokal yang ingin melewati gang. Biarkan mereka berjalan lebih dulu, kemudian barulah Anda kembali berfoto. [GPW]

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 3 April 2017

Foto Shutterstock.