Memilih tipe rumah memang membutuhkan banyak pertimbangan. Akses sinar matahari dan keberadaan halaman belakang bisa turut andil dalam pengambilan keputusan. Terlebih lagi, sang penghuni mulai membayangkan kehidupan berkeluarga kelak. Rumah yang nyaman bagi buah hati menjadi alasan kuat.
Kehadiran halaman belakang dan mudahnya akses matahari juga menjadi pertimbangan Nova Soviningrat Clefienna (31). “Proses pemilihan rumah justru sebelum kehadiran si sulung. Sebenarnya ada pilihan lain. Tapi, saat melihat rumah dengan halaman belakang dan banyak akses yang memungkinkan sinar matahari masuk sampai ke dalam rumah, langsung, deh jatuh hati. Pilihannya sudah jelas,” ujar Clefy, nama panggilannya.
Manfaat halaman belakang pun semakin kentara pada saat buah hati lahir dan mulai aktif bermain. Meski luas lahan terbatas, banyak aktivitas yang masih bisa dilakukan bersama buah hati. Interaksi antara anak dengan alam sekitar pun semakin erat hingga membawa energi positif.
Main pasir
Si kecil senang dengan pantai? Clefy punya cara untuk membuat “pantai” di halaman belakang. Pilihlah jenis pasir Bangka yang dicampur dengan tanah biasa. Tempatkan pasir pada boks kayu yang dilengkapi dengan tutup untuk meminimalkan air masuk, terutama saat musim hujan tiba. Anak-anak dapat bermain-main di boks pasir. Membuat istana pasir pun cukup di halaman belakangan.
Main air
Aktivitas bermain yang memanfaatkan media air akan lebih nyaman jika dilakukan di halaman belakang. Clefy memiliki cara unik ketika si kecil ingin membuat kehidupan laut menurut imajinasinya. Wadah khusus disiapkan untuk menampung air. Anak-anak bisa memasukkan segala mainan ke dalamnya. “Keran tetap dibuka agar air terus mengalir ke dalam wadah. Pelan-pelan saja. Air yang keluar dari wadah bisa dimanfaatkan untuk menyiram rumput. Anak senang bermain, pekerjaan rumah pun terselesaikan. He-he-he,” kata Clefy sambil tersenyum.
Menanam
Sisakan area halaman belakang untuk lahan berkebun. Orangtua bisa mengajak si kecil ikut belajar menanam dan merawat tanaman. Clefy memanfaatkan lahan berkebun untuk menanam pohon cabe bersama buah hati. Benar-benar bermula dari biji hingga pohon terus tumbuh. Alhasil, anak ikut belajar mengenai proses.
Pemanfaatan halaman belakang juga bisa disesuaikan dengan kegemaran buah hati. Ajaklah mereka untuk memberikan ide mengenai aktivitas yang bisa dilakukan di halaman belakang. Tak perlu khawatir dengan lahan yang terbatas karena kreativitas tak pernah kenal batas. [GPW]
Foto dokumen Shutterstock.
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 3 April 2016