Pada 2012, Driving Standards Agency melakukan survei kepada perempuan pengemudi. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa perempuan lebih sering melakukan kesalahan besar. Jumlahnya 857 ribu kasus, sedangkan pria sebanyak 646 ribu kejadian. Hasil temuan juga menunjukkan perempuan lebih sering mengalami kegagalan untuk parkir mundur, kesalahan saat berkendara, hingga perpindahan gigi.
Sebenarnya ada beberapa hal kesalahan yang kerap dilakukan perempuan pengemudi. Pertama yaitu menggunakan hak tinggi. Meski banyak perempuan mengaku tetap merasa nyaman mengenakan hak tinggi saat mengemudi, ketahuilah, banyak kasus hak tinggi tersangkut di antara pedal sehingga kaki tak bisa digerakkan. Alas kaki yang disarankan adalah sepatu berhak datar yang nyaman dan aman untuk berkendara.
Kedua adalah lupa mengatur jarak sandaran kursi dan kemudi. Idealnya, jaraknya adalah 25 sentimeter. Namun, acap ditemu, pengemudi mengatur jarak terlalu dekat dengan kursi dengan alasan tubuh yang tidak terlalu tinggi sehingga tidak mampu melihat jalan.
Namun, yang dibutuhkan sesungguhnya adalah memberi ruang gerak tangan untuk fleksibilitas bermanuver dan memudahkan lebih sigap dengan situasi. Mobil sedan umumnya lebih sulit dilihat “hidungnya” sehingga kemampuan pengemudi dalam membuat perkiraan jarak dengan kendaraan lainnya harus terus dilatih sehingga tak perlu mengatur jarak kursi amat dekat.
Ketiga, tidak mengatur kaca spion. Bagian ini kerap terlewat dan baru diingat ketika hendak merias diri. Biasakan untuk menyetel kaca spion tengah maupun di sisi kiri dan kanan mobil, lalu sesuaikan dengan jarak pandang. [ADT]
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 25 Juli 2013.