Kebun raya (KR) menjadi salah satu langkah penting dalam menjaga keberagaman hayati yang ada di negeri ini. Selain Kebun Raya Bogor yang merupakan kebun raya pertama di Indonesia yang diresmikan pada 18 Mei 1817, hingga Februari 2018, Indonesia telah memiliki 37 kebun raya.

Di antara jumlah tersebut, sebanyak 30 kebun raya dikelola pemerintah. Lalu, 5 kebun raya dimiliki LIPI. Sementara itu, 2 kebun raya dipegang universitas. Jumlah tersebut akan terus ditambah hingga keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia bisa terwakili lewat kehadiran kebun raya. Sebanyak 3 di antara 37 kebun raya tersebut ini dapat menjadi pilihan destinasi wisata yang dapat dinikmati bersama keluarga.

1. KR Batam

Kebun Raya Batam mengoleksi sekitar 3.000 tanaman dari berbagai jenis tumbuhan maritim dan sekitar 4.000 tanaman pengarah. Kebun raya yang merupakan salah satu bentuk konservasi alam ini diharapkan dapat menyelamatkan kawasan hutan di Pulau Batam sebesar 58,57 persen dari total daratan atau sekitar 23.430 hektar.

Kebun raya yang dibangun sejak 2014 memiliki dua taman, yaitu taman warna-warni dan taman palem. Selain koleksi tanaman dan taman, Kebun Raya Batam juga dilengkapi gerbang, gedung pengelola, rumah kompos, dan paranet untuk pembibitan. Juga telah berdiri rumah kaca untuk anggrek, embung air, instalasi pengolahan air, jalan lingkar, dan jalan koleksi yang Oktober tahun ini selesai.

Meski baru akan diresmikan pada 18 Desember 2018, kebun raya ini sudah bisa dikunjungi. Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Permukiman, dan Pertamanan Kota Batam, Eryudhi Apriadi menyampaikan, Kebun Raya Batam sudah banyak dikunjungi masyarakat, baik pelancong dari dalam maupun luar negeri. Setiap minggu tempat edukasi sekaligus wisata itu didatangi sekitar 800 orang pengunjung.

Secara administratif, kawasan ini berada di Samabu, Nongsa; dan berada di tepi Hang Lekiu Km 4 Nongsa. Lokasi ini memiliki luas 86 hektar serta berjarak kurang lebih 10 kilometer dari Bandara Hang Nadim atau kurang lebih 15 kilometer dari Batam Center. Lokasi tersebut adalah kawasan pariwisata serta pintu masuk internasional.

2. KR Massenrempulu Enrekang

Sebuah kebun raya menjadi indah tidak hanya karena pemandangannya, tetapi juga pemilihan tema dan konsep pembangunan koleksi tanamannya. Sulawesi Selatan, misalnya, membangun kebun raya dengan tema kekhasan flora Endemisme Wallacea. Berlokasi di Desa Batu Mila, Kecamatan Maiwa, Kabupaten Enrekang, 211 kilometer dari Makassar, KR Massenrempulu

Enrekang (KRME) dibangun di atas lahan seluas sekitar 300 hektar.

Saat ini, KRME telah memiliki koleksi tanaman sebanyak kurang lebih 3.000 jenis yang merupakan jenis tanaman Wallacea atau spesies lokal Sulawesi. Terdapat tiga misi utama dari kebun raya ini, yaitu sebagai kawasan konservasi, kawasan penelitian tanaman, dan kawasan ekowisata.

Sebagai kawasan konservasi, saat ini telah berjalan dengan baik karena di dalam kawasan ini sudah ditanami jenis-jenis flora khas Sulawesi yang dibagi ke dalam beberapa kawasan kecil yang spesifik untuk tanaman tertentu.

3. KR Balikpapan

Foto-foto: dokumen PK2TE/LIPI.GO.ID

Kebun Raya Balikpapan terletak di Jalan Sungai Wain, Kelurahan Karang Joang, Kecamatan Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur. Kalimantan menyimpan kekayaan berbagai jenis tumbuhan penghasil kayu, terutama kayu-kayu dari hutan tropis, maka tema yang diambil untuk kebun raya ini adalah “Konservasi Tumbuhan Kayu Indonesia”.

Sebanyak 1.200 spesies tanaman telah ditanam di kawasan ini sejak 2007, di antaranya kayu-kayu genus dipterocarpaceae, seperti meranti, kapur, ulin, keruing, bengkirai, dan gaharu. Selain koleksi tumbuhan kayu, KR Balikpapan menanam koleksi tanaman buah khas Kalimantan dan koleksi khusus atau tematik.

Fasilitas yang terdapat di kebun raya ini adalah gedung pusat informasi, gedung penjualan tiket, zona pengunjung dan kawasan parkir, rumah singgah, zona propagasi, dan pusat riset, paranet (shade house), rumah kompos, rumah kaca. Dilengkapi fasilitas ruang belajar, laboratorium, perpustakaan, dan museum. [*/ACH]

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 25 Oktober 2018.