Sampai kira-kira 100 tahun lampau, langit malam masih tampak gelap. Namun, dengan meningkat tajamnya penggunaan cahaya buatan, dunia kita terterangi dalam hampir 24 jam sehari. Ini menyebabkan polusi cahaya, yang didefinisikan International Dark-Sky Association (IDA) sebagai penggunaan cahaya buatan yang tidak tepat atau berlebihan.
Menurut data dari World Atlas of Artificial Night Sky Brightness, sekitar 80 persen populasi dunia hidup di bawah “kilau langit” (sky glow), terminologi yang digunakan untuk cahaya buatan berlebihan dari permukaan bumi yang memancar ke angkasa. Padahal, cahaya artifisial yang berlebihan seperti ini punya dampak buruk. Berikut ini, beberapa di antaranya.
Mengganggu ekosistem dan kehidupan alam liar
Berbagai spesies di alam liar telah menyesuaikan pola hidup dan waktu-waktu biologisnya dengan ritme planet ini. Cahaya buatan pada malam hari bisa mengacaukan jam biologis binatang-binatang nokturnal.
Cahaya buatan mengganggu pola migrasi burung-burung nokturnal yang menggunakan cahaya bintang dan bulan untuk navigasi mereka. Kawanan burung dapat mengalami disorientasi akibat cahaya dan bisa tersesat ke arah menara-menara atau bangunan di kota. Untuk katak dan kodok, cahaya buatan yang mengacaukan pola menguak (bersuara) pada malam hari akan membuat berantakan pula ritual kawin dan reproduksinya.
Polusi cahaya juga memengaruhi kehidupan penyu laut, terutama ketika tukik harus menemukan jalan untuk kembali ke laut. Tukik, yang menetas pada malam hari, biasanya mengetahui arah laut dari cahaya horizon. Cahaya buatan sepanjang pantai dapat menjauhkan mereka dari lautan sehingga mereka dapat tersesat atau makin rentan terhadap predator.
Memengaruhi kesehatan
Bagi manusia, penggunaan cahaya buatan yang berlebih pada malam hari juga meningkatkan risiko beragam penyakit, seperti diabetes, obesitas, depresi, beberapa jenis kanker, dan yang paling jelas adalah gangguan tidur. Ketika tubuh kita terlalu sebentar menghabiskan waktu dalam gelap, produksi hormon melatonin terganggu. Melatonin membantu menjaga siklus tidur dan bangun. Keseimbangan ini juga punya peran kunci lain, yaitu memperkuat sistem imunitas. Jika ini terganggu, daya tahan tubuh pun menurun.
Pemborosan energi
Di Amerika Serikat, National Optical Astronomy Observatory (NOAO) memperkirakan bahwa lampu luar ruang yang tidak didesain dengan matang dan tanpa sungkup (penutup/pelindung lampu) memboroskan lebih dari 17 miliar kilowatt jam (kWh) energi setiap tahunnya.
Departemen Energi AS juga memperkirakan 13 persen energi listrik rumah digunakan untuk lampu luar ruang. Lebih dari sepertiganya bocor menjadi kilau langit. Tentu, bukan hanya di AS, banyak negara lain pun mengalami hal serupa.