Buku ini merupakan upaya untuk mempertimbangkan berbagai kemungkinan skenario bagi generasi muda dalam konteks dunia kerja.

Salah satunya adalah kemungkinan bagi generasi muda untuk mengembalikan pasar, begitu pula dunia kerja kembali ke akar, atau ke fitrahnya, yaitu menempatkan kerja bukan hanya sebatas aktivitas untuk memenuhi kebutuhan untuk hidup, melainkan untuk kebutuhan eksistensial akan makna dan tujuan.

Saya meyakini bahwa manusia secara fitrah selalu berusaha mengembalikan keseimbangan hidup, sebuah proses yang disebut sebagai homeostatis.

Di tengah berbagai tekanan industri, segregasi sosial politik, serta kemajuan teknologi, generasi muda akan kembali kepada pertanyaan dasar, “Siapa diri saya?” dan “Apa cita-cita saya?”. Hal tersebut akan menjadi sebuah upaya dari generasi muda untuk menciptakan homeostasis.

Pada era puncak globalisasi sebagaimana saat ini, bangsa Indonesia, termasuk generasi mudanya, tidak pernah sepenuhnya menghayati individualisme. Bangsa Indonesia, berbeda dengan bangsa Barat yang lahir di tengah keterbatasan sumber daya alam serta harus berkompetisi antara satu dengan yang lain untuk hidup.

Sejak era Nusantara, bangsa Indonesia memilih jalan kolektivitas untuk mencapai sebuah harmonisasi sosial serta harmonisasi diri dengan alam.

Bagi generasi muda Indonesia yang tengah merekonstruksi pasar, dunia kerja, maupun perjalanan karier, pertanyaan “Kerja untuk hidup atau hidup untuk kerja?” seharusnya tidak perlu terlalu dipusingkan. Sebab, kerja dalam kearifan gotong royong merupakan bagian holistik dari kehidupan individual, sosial, dan spiritual.

Seorang anak muda akan mengetahui kesejatian kariernya apabila ia telah mengenal dengan baik hakikat dirinya sendiri sebagai orang Indonesia. 

Dalam konteks dunia kerja, kajian tentang akar jati diri generasi memang lebih sedikit dibandingkan dengan kajian “how to?”. Sebab, “how to?” menjanjikan buah profit dan kesejahteraan. Namun, kita tidak boleh lupa bahwa pohon yang produktif serta menghasilkan berbagai buah yang manis hanya akan tumbuh dari akar yang sehat serta kuat.

Selamat membaca, selamat kembali ke akar.

Dr. Muhammad Faisal