Animo masyarakat pada olahraga dirgantara cukup besar. Peminatnya selalu bertambah banyak. Ini membuat beberapa pabrikan pesawat secara khusus memproduksi pesawat untuk olahraga.

Beberapa pesawat yang cukup dikenal sejak lama, di antaranya Cessna 152, 172, dan 180; AS-202 Bravo; Gelatik; Piper Cub; Pilatus Porter; pesawat khusus aerobatik Super Decathlone; dan Yak 52. Ada juga pesawat-pesawat swayasa RV-6, Vixen, Searey, Zodiak, dan Jora.

Mahal? Tentu saja. Alasannya, pesawat-pesawat tersebut suku cadangnya banyak diimpor dari pabriknya di luar negeri. Belum lagi, peranti olahraga ini mengutamakan keselamatan penerbangnya.

Namun, bila pesawat sungguhan tak terbeli, para pencinta olahraga dirgantara bisa memakai peranti lain untuk melayang di udara. Jenisnya banyak, bisa lebih murah bila disediakan secara patungan antar-anggota klub dirgantara. Risiko kecelakaan pasti ada sehingga tetap harus menaati prosedur keselamatan pengoperasiannya.

1. “Microlight”

Marilah mencoba terbang dengan pesawat microlight. Ini adalah pesawat ringan yang setingkat lebih murah dibanding pesawat sungguhan. Pesawat yang tergolong microlight adalah ultralight, trike, dan paramotor.

Yang jelas, terbang dengan microlight, membuat penerbang akan langsung terpapar angin karena ketiga tipe pesawat tadi biasanya tidak memiliki dinding. Harga pesawat microlight, ultralight dan trike, berkisar 25.000 dollar AS, sementara paramotor sekitar 7.000 dollar AS. Biaya operasional relatif murah dengan mesin berbahan bakar bensin.

2. Glider

glider, olahraga dirgantara yang mahal

Terbang juga bisa dilakukan dengan pesawat tanpa mesin atau glider. Para penerbang glider kabarnya masih banyak yang menerbangkan jenis Schweizer yang tergolong veteran. Glider termasuk peranti terbang yang mahal. Apalagi jika berstandar turnamen internasional. Selain Scheiwizer, dikenal glider PW-5 yang berstandar turnamen.

Baca juga : 

3. Layang gantung

Olahraga dirgantara yang relatif lebih murah adalah layang gantung. Jenisnya ada dua, gantole dan paralayang. Keduanya dikendarai dengan cara menggantung dan sangat dipengaruhi kondisi alam.

Kedua perangkat tersebut tidak bermesin. Untuk terbang dibutuhkan tempat meluncur (launching ramp) di perbukitan atau pegunungan. Paralayang lengkap, terdiri dari payung utama dan cadangan, harnes, helm, dan radio komunikasi. Sementara itu, gantole biasanya terdiri atas radio komunikasi, alat navigasi, pengukur ketinggian, serta kecepatan terbang dan angin.

4. Aeromodeling

aeromodeling adalah salah satu jenis olahraga dirgantara

Olahraga dirgantara yang murah dan lebih minim risiko adalah aeromodeling. Pesawat aeromodeling yang mirip mainan itu sudah banyak diproduksi di Indonesia. Semakin besar pesawatnya, harganya tentu makin mahal. Jenisnya ada fixed wing dan rotary wing (helikopter). Olahraga ini bisa dilakukan di tanah lapang.