Populasi sepeda motor di Indonesia cukup tinggi. Saking mudahnya memiliki sepeda motor, banyak pengendara yang tak detail melapis keamanannya saat menggelinding di jalanan. Ajakan untuk mengemudi secara aman pun lebih banyak diserukan oleh kepolisian.

Di Amerika, ada seorang pengacara yang tak bosan mengungkapkan perilaku atau kebiasaan buruk pengendara sepeda motor. Pengacara itu bernama Robert Reeves. Ia banyak menangani perkara kecelakaan lalu lintas yang berbuntut pada proses hukum. Reeves merangkum berbagai kasus yang pernah ditanganinya.

Ia mengatakan, selain wajib memakai helm, menyalakan lampu sein saat belok, dan menjaga kondisi standar sepeda motor, ada hal-hal kecil yang harus diperhatikan agar tak memicu terjadinya kecelakaan. Apa saja hal-hal kecil itu?

Pertama, jangan menggunakan gigi tinggi saat meluncur. Gigi tinggi akan membuat kamu merasa “melayang” dan menjadi kurang kontrol.

Cukup gunakan gigi rendah (sesuai), terutama menghadapi kepadatan lalu lintas. Ini berguna untuk membuat sepeda motor lebih bertenaga demi mengejar ketertinggalan. Selain itu, mengerem dengan gigi tinggi sebaiknya tidak dilakukan karena dengungan mesin akan mengganggu pengendara lain.

Baca juga : 

Kedua, jika pasangan atau salah satu keluarga ingin membonceng, harus tetap mengenakan helm dan perlengkapan keamanan pelindung kaki. Dalam kecepatan tertentu, pembonceng lebih berisiko terlempar saat terjadi benturan.

Ketiga, jangan mengemudi bila badan kurang sehat. Mengendarai kendaraan bermotor, termasuk sepeda motor, harus dalam kondisi sehat, nyaman, banyak minum, dan cukup istirahat. Sebagian besar kecelakaan bukan disebabkan sepeda motor, melainka kecerobohan pengendara. Merasa dalam kondisi baik amat penting untuk mendapat feeling berkendara.

Terakhir, apa pun yang terjadi, bahkan saat posisi akan terjatuh, jangan melihat ke bawah. Usahakan pandangan mata tetap mengarah ke depan, mengikuti arah yang akan dituju.

Contohnya, saat berbelok ke kanan, pandang jalur kanan yang akan dilewati. Ini untuk menjaga kewaspadaan dan refleks ketika akan terjatuh. Sekali melihat ke bawah di tikungan, meski tak sampai sedetik, celaka siap menerjang pengendara.